Kongres AS sempat menolak anggaran sebesar US$5,7 miliar (sekitar Rp72,8 triliun) yang diajukan Trump untuk pembangunan tembok perbatasan. Perundingan antara dua kubu itu sempat menemui jalan buntu dan akhirnya pemerintahan AS resmi ditutup pada 22 Desember 2018.
Trump akhirnya setuju membuka pemerintahan pada 26 Januari tanpa mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan. Namun pembukaan itu dikatakan hanya terbatas sampai 15 Februari.
"Dengan pembunuhan meningkat 33 persen di Meksiko, sebuah rekor, mengapa tidak ada orang waras yang mau membangun tembok. Konstruksi telah dimulai dan tidak akan berhenti sampai selesai," ucap Trump.
Saat ini Kongres AS dikuasai oleh Partai Demokrat yang merupakan oposisi Trump sebagai bagian kubu Partai Republik. Kongres hanya setuju mengeluarkan anggaran tembok perbatasan sebesar US$1,3 miliar (sekitar Rp18,9 triliun).Disiarkan AFP, pada awalnya Trump menggunakan kata "wall" buat kampanye tembok perbatasan yang kemudian menimbulkan aksi politik "build the wall".
Namun sejak ada upaya penolakan dari Demokrat yang menganggap Trump menjelekkan imigran Amerika Tengah dan mempromosikan teknologi "dinding abad pertengahan" kata "wall" diganti menjadi "barrier" (pembatas).
Lantas pada Desember lalu, Trump menjelaskan dia sebenarnya meminta bilah baja buat pembatas perbatasan alih-alih struktur tembok yang solid.
Terlepas dari permainan kata, Demokrat tetap teguh menolak dukungan pada proyek Trump itu.
"Mari kita menyebutnya 'Wall' dari sekarang dan berhenti bermain politik. 'Wall' adalah sebuah 'Wall'," ucap Trump.
Trump mengatakan bila anggaran tembok perbatasan tidak didapat pada 15 Februari, maka dia akan memberlakukan penutupan pemerintahan lagi atau mencari cara melewati kongres dengan menggunakan dana darurat.
"Saya akan melakukan itu," ucap Trump. (fea)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2DOgTJn
No comments:
Post a Comment