Kata-kata tersebut keluar dari mulut sutradara asal Korea Selatan, Bong Joon-hoo, kala menjelaskan kepada The New York Times mengenai obsesinya saat pertama kali menggarap film Parasite.
Hanya itu. Dia cuma ingin membuat karya yang dapat mencengkeram para penontonnya. Bong tak menyangka film itu dapat laku keras di luar Korea Selatan, apalagi sampai masuk nominasi Film Terbaik di ajang penghargaan paling bergengsi, Oscar 2020.Sepanjang sejarah Oscar sebelumnya, hanya lima film dari Asia yang bisa menembus nominasi kategori tersebut, tapi tak satu pun trofi berhasil dibawa pulang.
Film asal negara yang kerap disebut sebagai salah satu naga kecil Asia ini pun pun digadang-gadang dapat menjadi ujung tombak bagi kawasan untuk mendobrak Oscar yang kerap dituding rasial.
"Tentu kami membuat film bukan untuk benua atau negara. Sineas membuat film untuk impian dan obsesi pribadi. Namun, memang sangat jarang film Asia atau Korea mendapatkan nominasi di Oscar. Sangat langka," ucap Bong.
Tak tanggung-tanggung, Parasite bukan hanya mengantongi nominasi kategori Film Terbaik, tapi juga Sutradara Terbaik, Film Berbahasa Asing Terbaik, Naskah Asli Terbaik, Desain Produksi Terbaik, dan Penyuntingan Film Terbaik.
Para pengamat tak heran melihat deretan kesuksesan tersebut mengingat kekuatan film itu di segala aspek, mulai dari sinematografi hingga makna yang terkandung di dalamnya.
Namun dalam sebuah kompetisi, kualitas bukan satu-satunya faktor penting penentu kemenangan, melainkan juga kehadiran lawang yang tangguh. Lantas bagaimana kans kemenangan Parasite di tiap kategori?
Apa kekuatan Parasite jika dibandingkan film-film lain di tiap nominasi? Jika menang kelak, apa dampaknya bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya, atau bahkan untuk industri film di kawasan?
CNNIndonesia.com mengupas semua aspek tersebut dalam fokus bertajuk Naga Kecil Mengincar Oscar pada Minggu (8/2). Selamat membaca!
(agn/has)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2SbbrqY
No comments:
Post a Comment