Pages

Thursday, January 2, 2020

Kenali Penyakit Pasca-Banjir dan Cara Mencegahnya

Jakarta, CNN Indonesia -- Banjir merendam wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (1/1) lalu. Tak cuma menimbulkan kerusakan material, banjir juga meningkatkan risiko penularan sejumlah penyakit.

"Banjir yang melanda wilayah Jabodetabek selama dua hari ke belakang tak hanya dikhawatirkan menyebabkan kerusakan secara material, tapi masyarakat juga perlu waspada pada penyakit yang akan timbul pasca-banjir," ujar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Moh. Adib Khumaidi, dalam keterangan resminya, Kamis (2/1).

Sebagaimana diketahui, banjir menjadi situasi terbaik bagi bakteri dan virus untuk berkembang biak dan menularkan penyakitnya.

Berikut beberapa penyakit yang berpotensi bermunculan pasca-banjir.

1. Leptospirosis
Penyakit ini umum juga disebut dengan istilah kencing tikus. Leptospirosis disebabkan oleh air banjir yang bercampur dengan kotoran tikus atau hewan-hewan lainnya yang ikut terbawa arus.

Tubuh menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam, nyeri otot, hilang nafsu makan, mata merah, mual-muntah, dan timbul ruam pada kulit menjadi beberapa gejala dari penyakit kencing tikus.

2. Diare dan demam tifoid
Kedua penyakit ini disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri. Kondisi kebersihan yang minim juga berkontribusi terhadap berkembangnya diare dan demam tifoid.

3. Demam berdarah dengue (DBD)
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini paling umum terjadi saat musim penghujan. Genangan air menjadi sarang empuk bagi nyamuk untuk berkembang.

4. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
ISPA disebabkan oleh udara dingin yang bercampur dengan air beraroma kotor selama banjir berlangsung. Penderita umumnya akan mengalami batuk, bersin, dan demam. ISPA juga mudah menular pada orang dengan daya tahan tubuh lemah.

5. Asam lambung
Umumnya, korban banjir jarang mengonsumsi makanan sesuai gizi yang dibutuhkan tubuh. Banyak juga dari mereka yang makan tak tepat waktu. Hal ini umumnya banyak dialami oleh korban banjir usia produktif dan lansia.

6. Flu dan demam
Kedua penyakit ini sangat umum menyerang banyak orang di musim penghujan. Paparan air dan udara dingin dalam waktu lama membuat kedua penyakit tersebut berkembang.

7. Infeksi kulit
Infeksi terjadi akibat paparan secara langsung antara permukaan kulit dengan air banjir yang terkontaminasi bakteri. Umumnya, infeksi menular melalui luka terbuka pada permukaan kulit.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri memprediksi bahwa musim penghujan dan cuaca ekstrem masih akan berlangsung hingga Maret mendatang. Warga diminta waspada terhadap kemungkinan adanya banjir susulan.

"PDEI mengimbau masyarakat agar melakukan pencegahan semaksimal mungkin," ujar Adib. Berikut beberapa cara pencegahan yang bisa Anda lakukan.

- Menjauhkan anak dari aktivitas bermain di dalam air
- Tidak merendam kaki dalam air banjir
- Segera mengganti pakaian basah dengan pakaian kering untuk mencegah hipotermia
- Gunakan sarung tangan dan sepatu bot saat harus beraktivitas di tengah air banjir
- Gunakan masker saat membersihkan rumah dari sisa banjir
- Hindari luka terbuka yang berpotensi jadi akses masuknya kuman
- Konsumsi makanan dan minuman yang higienis
- Perbanyak konsumsi air mineral untuk menjaga asam lambung tetap seimbang dan hindari konsumsi makanan pedas
- Selalu mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah makan
- Siapkan persediaan obat-obatan sederhana seperti penurun panas, obat lambung, obat diare, serta vitamin penjaga imun tubuh
- Jika keluhan berlanjut, segera hubungi dokter.

"Tujuan dari tindakan ini tentunya untuk mencegah agar kita semua terhindar dari penyakit pasca-banjir yang bisa mengenai siapa saja," pungkas Adib.

[Gambas:Video CNN] (asr/asr)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2SMNJC5

No comments:

Post a Comment