Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia menguat terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea dan yen Jepang sama-sama menguat 0,14 persen, baht Thailand 0,10 persen, dan dolar Taiwan menguat 0,06 persen.
Selanjutnya, peso Filipina menguat 0,04 persen, dolar Singapura menguat 0,02 persen, diikuti dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS. Pelemahan hanya terjadi pada ringgit Malaysia sebesar 0,03 persen, sementara lira Turki berada di posisi stagnan terhadap dolar AS.
Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,13 persen, dan euro menguat 0,03 persen. Sementara, dolar Kanada melemah 0,02 persen diikuti dolar Australia yang melemah 0,12 persen terhadap dolar AS. Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai penguatan rupiah disebabkan kemajuan kesepakatan dagang antara AS dan China. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memberikan penjelasan terkait penandatanganan perjanjian dagang yang akan dilakukan 15 Januari mendatang di Gedung Putih.
"Rupiah berpotensi menguat hari ini, didorong optimisme pasar terhadap aset berisiko dengan naiknya bursa saham AS semalam. Optimisme ini dipicu oleh kejelasan jadwal penandatanganan kesepakatan AS dan China," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia, Jumat (3/1).
Selain itu, Ariston menyebut tingkat imbal hasil obligasi AS kembali melemah, dan kemungkinan bisa mendukung penguatan rupiah ke depan.
Lebih lanjut, Ariston memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.830 hingga Rp13.920 per dolar AS pada hari ini.
[Gambas:Video CNN] (ara/agt)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2MQRD9a
No comments:
Post a Comment