Kepala tim penyelidik PBB, Karim Asad Ahmad Khan, mengatakan bahwa penyelidikan dengan menggali kuburan massal ini sudah direncanakan sejak Oktober lalu.
"Perlu membentuk alur yang jelas dan efektif," katanya sebagaimana dikutip AFP.
Khan menjabarkan bahwa penyelidikan PBB berfokus pada tiga penyelidikan, di antaranya pembantaian terhadap kaum Yazidi pada 2014, kejahatan di Mosul dari 2014 hingga 2016, dan pembunuhan massal terhadap militer Irak di wilayah Tikrit pada Juni 2014.
Pemerintah Irak menolak penyelidikan oleh PBB meskipun telah ada bukti lebih dari 200 makam korban ISIS di Irak.
Meski demikian, PBB tetap menjalankan tugasnya dengan satu tim yang beranggotakan 48 orang. Mereka "terlibat langsung dengan para korban dan saksi" serta membentuk program perlindungan bagi para saksi.
Mereka sedang berunding terkait perjanjian dengan pihak berwenang Irak guna menyerahkan bukti-bukti. PBB juga siap menyediakan semua kebutuhan dalam persidangan agar kelompok militan ISIS bertanggung jawab atas perbuatannya.
(ajw/has)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2EjdpOE
No comments:
Post a Comment