"Laras panjang jenis M4 ini kalau ditembakkan tidak kedengaran. Juga dilengkapi dengan pisir dan bisa pakai teleskop," kata Tito saat konfrensi pers di Jakarta, Rabu (22/5).
Tito menegaskan pihaknya sudah mendengar akan ada penembakan di tengah aksi 22 Mei di depan kantor Bawaslu dan KPU. Menurut Tito rencana itu bertujuan agar seolah-olah penembakan dilakukan oleh aparat yang akan memicu kemarahan publik.
"Jadi peristiwa di jam 23.00 Selasa (21/5) malam sampai Rabu dini hari dan pagi itu bukan peserta aksi yang di Bawaslu. Tapi kelompok yang sengaja membuat kerusuhan," kata Tito.
Atas fakta tersebut, aparat keamanan kemudian menjalan standar operasional prosedur (SOP) dengan mengeluarkan gas air mata. Adapun soal laporan sejumlah massa yang diamankan dan meninggal dunia, pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut.
"Karena beberapa hari sebelumnya Polri sudah melakukan penangkapan terhadap sejumlah orang berikut sejata api untuk membuat kerusuhan. Sudah ada 6 orang," kata Tito.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko telah ditetapkan tersangka atas dugaan penyelundupan senjata ilegal.
"Mayjen Soenarko sudah dipanggil, diperiksa, dan jadi tersangka," kata Wiranto, Selasa (23/5).
Soenarko ditangkap personel Mabes Polri terkait dengan senjata gelap dari Aceh.
(jps/DAL)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2VV55j8
No comments:
Post a Comment