Senior Associate Director Colliers Ferry Salanto mengatakan saat ini manajemen tengah mempersiapkan kajian khusus untuk mengetahui potensi kenaikan harga properti. Kajian sekaligus untuk membandingkan kenaikan harga properti di sekitar MRT-LRT di Thailand.
Salah satu faktornya, ia menyebut terkait kepadatan traffic pengguna. "Potensi naik itu terlihat, terutama pada saat kami melakukan pembicaraan dengan beberapa developer (pengembang) yang proyeknya di sekitar stasiun MRT, terutama LRT," jelasnya, Selasa (2/4).
Maklum, Ferry menuturkan klaim developer bahwa banyak peminat melirik properti di kawasan MRT dan LRT.
MRT fase I diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2019 silam. Moda angkutan ini menghubungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI) sepanjang 16 kilometer (Km).
Pada jalur ini, MRT melintasi lima stasiun pemberhentian, yakni Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Setiabudi, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Istora Senayan, dan berakhir di Stasiun Lebak Bulus.
Satu rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong kereta. Kapasitas dari setiap rangkaian mencapai 1.950 penumpang.
Pemerintah Provinsi dan DPRD DKI Jakarta menyepakati tarif MRT fase pertama rute Lebak Bulus-Bundaran HI maksimal sebesar Rp14 ribu yang berlaku mulai 1 April 2019 lalu.
Tarif yang sudah disetuju kedua belah pihak dapat diartikan dua hal. Pertama, rata-rata tarif yang dikenakan adalah Rp1.000 per Km. Kedua, rata-rata tarif sebesar Rp8.500. Sementara, tarif minimal ditetapkan sebesar Rp3.000.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut akan menyediakan kawasan transit terpadu atau transit oriented development (TOD) di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang berdekatan dengan salah satu stasiun MRT.
Pembangunan TOD ini diharapkan bisa memfasilitasi masyarakat yang ingin memiliki hunian di kawasan yang berdekatan dengan MRT.
(ulf/bir)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2FJF2R2
No comments:
Post a Comment