Dilansir Reuters, Rabu (16/1), aksi mogok mengajar ini telah dilakukan selama dua hari, setelah tawaran kontrak terbaru dari Dinas Pendidikan Los Angeles ditolak pada Jumat pekan lalu.
Pada 11 Januari, LAUSD menawarkan Persatuan Guru Los Angeles (UTLA) kenaikan gaji sebanyak 6 persen. Mereka juga menjanjikan satu kelas paling banyak diisi 39 siswa di sekolah menengah, serta menambah jumlah staf.
Hanya saja usulan itu ditolak oleh UTLA dan dianggap sebagai penghinaan. UTLA menyebut proposal tersebut tidak memadai. Pihak UTLA menuntut kenaikan gaji sebesar 6,5 persen.
Sekitar sepertiga dari 492 ribu siswa tercatat masih menghadiri kegiatan belajar di sekolah dengan guru pengganti. Sebanyak 148 ribu siswa di sekolah yang dikelola LAUSD dikabarkan tak terpengaruh aksi mogok tersebut.
Pada Selasa lalu, puluhan guru di sekolah yang dikelola LAUSD dikabarkan mengundurkan diri dari pekerjaannya karena suatu perselisihan terpisah.
Hingga kini pihak LAUSD dengan UTLA belum bertemu untuk mendiskusikan kelangsungan usulan yang dianggap sebagai penghinaan itu.
Ketika ditanya mengenai rencana diskusi antara kedua pihak, juru bicara dari LAUSD mengatakan untuk saat ini belum ada pertemuan yang dijadwalkan.
Aksi mogok dilakukan bersamaan di negara bagian lain di AS, termasuk West Virginia, Kentucky, Oklahoma dan Arizona.
Jika kontrak baru belum juga tercapai, aksi mogok juga akan dilakukan di Denver pada Sabtu pekan ini.
Menanggapi aksi mogok guru pekan ini, Walikota Los Angeles, Eric Garcetti, menyatakan dukungannya pada Selasa lalu.
No comments:
Post a Comment