Namun, di tengah masa pemerintahan, partai berlambang beringin itu mengalihkan dukungan pada Jokowi-JK.
"Kadang dibutuhkan hari ini oposisi, besok masuk pemerintah. Seperti Golkar tidak mau dukung Jokowi, satu tahun kemudian bisa jadi menteri juga," ujar JK saat memberikan sambutan dalam acara bertajuk Indonesia and World: Future Trajectory, Opportunity, and Challenges di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Kamis (17/1).
JK mengatakan, perubahan dukungan ini merupakan hal wajar terjadi. Bahkan menurut dia perubahan ini menunjukkan kondisi demokrasi di Indonesia yang cukup baik.
"Sehingga tidak ada partai pemerintah yang jelas dan oposisi yang jelas macam mana. Tergantung kasusnya. Tidak ada permusuhan yang selalu berbeda," katanya.
JK lantas membandingkan dengan kondisi politik di Amerika Serikat. Jika oposisi sudah menentang, maka akan selamanya menentang berbagai kebijakan pemerintah.
"Seperti itulah politik kita berbeda, juga dengan negara di Eropa," ucap JK.
Dukungan Partai Golkar pada pemerintahan Jokowi-JK dimulai ketika Setya Novanto menjabat sebagai ketua umum. Dukungan itu berlanjut ketika Airlangga terpilih menjadi ketua umum menggantikan Setnov yang terjerat kasus korupsi e-KTP. Airlangga menegaskan bahwa Golkar tetap solid mendukung Jokowi dalam Pemilu 2019.
No comments:
Post a Comment