"Jelas itu merugikan masa depan Palestina dan mengganggu hubungan Australia dengan mitra-mitra strategisnya, termasuk Indonesia," ujar Rofi dalam keterangan tertulis, Minggu (16/12).
Politikus PKS itu mendesak Australia meninjau ulang pengakuan tersebut. Menurutnya, mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel merupakan langkah ceroboh dan buruk bagi masa depan perdamaian Palestina-Israel.
Menurutnya, hal ini penting disampaikan meski Australia berjanji tidak akan memindahkan kedutaannya ke Yerusalem Barat. "Tapi mereka lupa justru dengan pengakuan itu semakin sulit mencapai penentuan status akhir," kata Rofi.Rofi juga mengingatkan agar negara-negara lain tidak mengikuti langkah Australia yang didahului sikap Amerika Serikat (AS) melalui kebijakan Presiden Donald Trump memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem. Hal ini disebut telah disampaikannya dalam Konferensi Parliamentarians for Al-Quds yang dihelat di Istanbul, Turki, 14-15 Desember.
"Mengikuti kebijakan AS di bawah Trump terbukti kerap memantik kegaduhan internasional. Dunia termasuk Australia seharusnya menyadari gaya kepemimpinan Trump yang seringkali ceroboh dan destruktif," ujarnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pertama kali mengutarakan pertimbangan negaranya untuk merelokasi kedubes Australia untuk Israel ke Yerusalem pada Oktober lalu. Morrison mengatakan bahwa pertimbangan ini muncul karena proses perdamaian antara Israel dan Palestina tak kunjung usai, dengan salah satu isu utama perebutan Yerusalem sebagai ibu kota.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison (AAP/Mick Tsikas/via Reuters)
|
(swo/ain)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2rH9y7a
No comments:
Post a Comment