
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Gatot Irianto mengatakan kementeriannya perlu menjaga keseimbangan harga di tingkat petani agar harga jagung tidak jatuh kalau impor dilakukan.
"Ini sifatnya jaga-jaga dan maksimal 100 ribu ton. Itu pun nanti dilihat efeknya terhadap harga jagung petani. Kami harus jaga keseimbangan yang sehat, jangan sampai petani terpuruk dan harganya anjlok," ujarnya di Kementerian Pertanian, Jakarta, Sabtu (3/11).
Sekadar mengingatkan, baru-baru ini pemerintah melalui Kementerian Perdagangan membuka keran impor jagung untuk pakan ternak hingga Desember 2018.
Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro menuturkan volume impor jagung tersebut bakal mencukupi kebutuhan pakan ternak. Berdasarkan catatannya, kebutuhan jagung untuk pakan ternak sebanyak 210 ribu ton.
"Izin impor hanya sampai Desember. Impor ini sesuai dengan yang dibutuhkan para peternak mandiri," katanya.
Pasalnya, Direktur Jenderal Peternakan I Ketut Diarmita mengungkapkan masa panen raya akan datang pada Januari dan Februari.
"Prediksi Januari sudah panen raya, sehingga diputuskan maksimal impor 100 ribu ton supaya tidak mengganggu harga jagung petani kita," tutur Ketut.
Alasan impor jagung maksimal sejumlah 100 ribu ton berkaca pada pengalaman penugasan impor di 2016 lalu. Ketut mengungkapkan Badan Urusan Logistik (Bulog) merugi akibat jagung yang mereka impor tidak terserap maksimal oleh peternak mandiri.
"2016 Bulog rugi karena sudah diserap, tapi peternak tidak mau beli. Nanti kami akan duduk bersama Bulog, kemana distribusinya agar efektif dan Bulog tidak rugi. Saya sudah perintahkan peternak mandiri tanda tangan kontrak dan menyerap habis jagung impor itu," tandasnya.
(sah/bir)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2D0tt8j
No comments:
Post a Comment