Sejak kecil, hobi Rica Oktavia adalah bermain layang-layang. Hobi itu yang akhirnya membawa gadis kelahiran Padang, Sumatera Barat 25 tahun lalu itu meraih mimpinya mendapatkan medali emas nomor lompat jauh di Asian Para Games 2018.
Ia meraih medali emas usai mencatatkan lompatan sejauh 5,25 meter atau selisih 0,5 meter dari targetnya. Medali perak diraih Siti Noor Radiah Ismail dari Malaysia dengan lompatan 5,18 meter dan perunggu direbut Sonomi Sakai dari Jepang lewat 5,08 meter.
Medali emas di Asian Para Games 2018 memastikan Rica mendapat bonus Rp1,5 miliar dari pemerintah. Rica berniat untuk menuntaskan keinginannya untuk memberangkatkan haji kedua orang tuanya ke Tanah Suci Mekkah.Niatan ini pun diakui Rica sudah lama ia ungkapkan langsung kepada kedua orang tuanya. Menurut pengakuan Rica, tak ada kalimat yang diucapkan kedua orang tuanya saat ia melontarkan keinginannya itu.
"Saya sudah bilang mau berangkatkan [orang tua] haji, mereka diam saja. Senang aja mereka dengarnya. Saya tidak usah ikut, biar mereka berdua saja," ujar Rica.
Rica terlahir sebagai tuna grahita. Namun, secara kasat mata tidak ada yang membedakan Rica dengan tang lainnya. Ia didiasgnosa memiliki tingkat inteligensia yang lebih rendah dari batasan normal.
Kontingen Indonesia ditargetkan berada di posisi kedelapan klasemen medali Asian Para Games. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H)
|
"Sejak kecil memang ingin jadi atlet. Soalnya waktu kecil itu hobinya main layang-layang waktu di Padang. Mungkin karena terpengaruh sama kakak-kakak yang laki-laki semua jadi suka main layangan," kata Rica, anak keempat dari lima bersaudara itu.
Ibu Rica, Rosmaini merupakan ibu rumah tangga biasa, sedangkan sang ayah, Dasril adalah penjual sate padang di kampungnya. Keterbatasan ekonomi membuat ia diminta kedua orang tuanya untuk selalu menjaga harkat dan martabat keluarga.
"Ibu saya selalu bilang, di manapun berada jangan pernah sombong, tetap disiplin. Terpenting itu semangat dan optimis," kata Rica.
Nasehat dari kedua orang tua itu juga yang memberikan tambahan motivasi buat Rica mulai dari menjalani pemusatan latihan sampai ke perlombaan.
Sebelum lomba, Rica mengaku lebih dulu menelepon kedua orang tuanya. Tak banyak yang diucapkan Rosmaini dan Dasril buat anaknya selain doa supaya anak perempuan satu-satunya bisa membanggakan keluarga."Tadi malam saya telepon minta doa semoga menang. Terus ibu bilang, istilahnya orang Padang ngomong 'membangkik batang tarandam', artinya intinya saya diminta untuk menaikkan derajat orang tua sama keluarga kalau pun kita susah kita bisa bikin bangga," ucapnya menjelaskan. (TTF/bac)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2ynTElr
No comments:
Post a Comment