Sebelumnya, ia membuat debut di panggung teater dengan bermain dalam pementasan Perempuan-Perempuan Chairil pada akhir tahun lalu.
Dalam jumpa pers yang diadakan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (31/10), Marsha kemudian berbagi kisah bagaimana ia terlibat di pementasan yang diarahkan oleh Wawan Sofwan.
"Ini [peran] kedua di teater, dulu juga yang ajak Happy, mau belajar dari sana. Pertama nyoba-nyoba rasanya kapok dan di depan panggung rasanya mau sakit jantung. Lalu ditawarin, 'Ca, mau lagi ga?' Mau, karena kangen sebenarnya," ungkap Marsha mengawali.
Namun, saat Happy menyebutkan peran yang bakal dimainkannya sebagai Nyai Ontosoroh, kata Marsha, ia sempat terdiam. Dia bahkan menanyakan lagi pada apakah Happy yakin menawarkan itu padanya.
"Perlu tiga hari untuk berpikir, 'mampu enggak', tapi semua orang yang saya mintakan pendapat mereka bilang jangan tolak. Hingga akhirnya, 'Iya deh,'" lanjutnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa baginya itu sebuah kebanggaan dapat dipercaya berperan dalam pementasan besar. Terlebih, katanya, ia baru memiliki pengalaman satu kali di atas panggung teater.
Di sisi lain, Marsha yang mengaku sempat tak percaya diri tak mau ambil pusing soal respons masyarakat kelak bila tak memenuhi ekspetasi. Menurutnya, ia akan berusaha sebaik mungkin selama berlatih dan menyerahkan penilaian pada masyarakat nanti.
"Kami enggak bisa memaksa semua orang suka, jadi memang enggak dibebanin ke pikiran nanti gimana ya, yang penting saya tampil yang terbaik saja," katanya.
Sejak awal Juli lalu, Marsha mengungkapkan bahwa ia telah memulai proses pembacaan dan latihan. Tak hanya itu, ia juga berlatih fisik demi stamina terbaik untuk pertunjukan November mendatang.
Penetapan Marsha sebagai Nyai Ontosoroh ini diungkapkan sang sutradara merupakan atas pilihan dia dengan Happy. Ia dipilih dari daftar 72 nama aktris yang sudah disusun oleh Happy.
"Ini ketika saya dan Happy diskusi, dia menawarkan 72 list utama. Saya percaya pada intuisi, pengalaman, dan proses. Saya bilang Marsha Timothy," kata Wawan.
Dia menambahkan, "Saya kagum liat dia main di Marlina [si Pembunuh dalam Empat Babak], pernah liat juga di Perempuan-Perempuan Chairil, jadi saya memang tak bisa memilih di luar jangkauan. Karena saya juga lihat dari mana yang mau berlatih dan mengembangkan."
Wawan pun memuji Marsha yang menurutnya kooperatif sejak proses pembacaan pada Juli lalu. Dia mengatakan bahwa selama latihan, Marsha diperlakukan sama ketika dirinya mengarahkan Happy sejak 11 tahun lalu.
"Harus lari-lari dulu. Karena endurance penting. Pernah dua jam itu latihan sambil dialog dan full lari. Teman-teman yang pernah terlibat juga, harus latihan dari awal. Harus temukan frekuensi yang sama. Ketika main seperti apa, bermain dengan pemain baru, sampai tiba di frekuensi ke Bunga Penutup Abad," katanya.
Pada pementasan kali ini, hanya Marsha yang akan menjadi wajah baru. Sejumlah bintang lainnya bakal mengulangi peran mereka seperti Reza Rahadian sebagai Minke, Chelsea Islan sebagai Annelies, dan Lukman Sardi sebagai Jean Marais.
Bunga Penutup Abad berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman.
Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan pada Minke dan Nyai Ontosoroh.
Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Paniji Darman. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.
Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter. Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.
Teater Bunga Penutup Abad akan diadakan pada 17 dan 18 November 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (agn/rea)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2CUsExP
No comments:
Post a Comment