Diperkirakan dalam acara yang diselenggarakan oleh Plataran Indonesia dan didukung oleh Asian Trail Master, Egon Trail, dan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini diikuti oleh lebih dari 400 orang pelari.
Chief Executive Officer (CEO) Plataran Indonesia, Yosua Makez, mengatakan ajang BNI Plataran X Trail terbagi menjadi tiga kategori, yaitu 70K, 30K, dan 7,2K.
"Tingkat kesulitan dan jalurnya sudah pasti berbeda dengan yang tahun kemarin. Tahun kemarin kategorinya 50K, 25K, dan 7,1K," kata Yosua di hadapan para wartawan, Sabtu (6/10).
"Semua kategori lari jelas memiliki tantangannya sendiri. Para pelari kelas 70K dan 30K, akan melewati bukit-bukit, pantai, serta jalan setapak yang menantang," lanjutnya.
Ajang ini dimulai pada pukul 04.30 Wita untuk kelas 70K. Dalam kelas ini sebanyak 50 orang pelari yang hadir dari berbagai negara, terlihat sudah siap sejak satu jam sebelumnya.
Usai pelepasan peserta Plataran X Trail kelas 70K, Race Director Kris Van de Velde mengatakan bahwa ajang ini adalah salah satu dari lima acara lari lintas alam terbesar di Indonesia.
Berselang dua jam setelahnya, sekitar 100 orang peserta untuk kelas 30K terlihat bersiap untuk memulai lomba.
Pada kesempatan ini, lomba juga dibuka oleh CEO Plataran Indonesia Yosua Makez, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Direktur Manajemen Risiko BNI Bob Tyasika Ananta, dan Kepala Balai Besar TNBB Agus Ngurah Krisna.
Dalam kata sambutan menjelang lomba dimulai, Yosua berharap Plataran X Trail edisi selanjutnya bisa berkolaborasi dengan Banyuwangi, sebagai tetangga terdekat Provinsi Bali.
Ajang BNI Plataran X Trail, kelas 70K. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)
|
Contohnya Adam dan Katrin, warga negara asing asal Kanada yang sedang berlibur di Bali ini juga membawa putrinya yang baru berumur 8 tahun.
"Kami memang suka berlari, jadi begitu mengetahui acara ini kami langsung mencari tahu caranya untuk ikut serta," ujar Adam saat ditemui menjelang lomba.
"Menang kalah bukan masalah, yang penting kami berolahraga sembari melihat kawasan Taman Nasional satu-satunya di Bali. Kami sangat bersemangat," lanjutnya.
Sebelum lomba dimulai, panitia meminta ratusan peserta yang sudah berkumpul di garis start untuk menepi sejenak. Hal ini dikarenakan seorang pelari dari kelas 30K akan segera memasuki garis finish.
Tak sampai sepuluh menit kemudian terlihat seorang pria asal Indonesia, berhasil memasuki garis finish. Itu artinya tidak sampai tiga jam untuk menyelesaikan jarak tempuh 30 kilometer.
Pria tersebut bernama Niko Sila, seorang personel Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Niko mengaku senang bisa menyelesaikan lomba dan keluar sebagai urutan pertama, terlebih medan yang dilalui juga menantang sekaligus memanjakan mata. Ia mempersiapkan diri untuk perlombaan ini sudah lama.
"Komandan saya memberikan kesempatan untuk berlatih demi mengikuti lomba ini," ujarnya sembari terengah-engah.
Juara lari kelas 30K, Niko Sila. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)
|
Hasil akhir BNI Plataran X Trail, untuk kelas 70K dimenangkan oleh Tomohiro Mizukoshi dari Jepang. Posisi kedua ditempati oleh Salva Rambla Bravo dari Spanyol, dan diposisi ketiga diisi oleh Hisashi Kitamura dari Jepang
Untuk kelas 30K kategori pria, Niko Sila keluar sebagai pemenang. Diikuti oleh Justin Masters di tempat kedua, dan tempat ketiga diisi oleh Andika Andryawan. Semua berasal dari Indonesia
Sedangkan untuk kategori wanita kelas 30K dimenangkan oleh Eileen Korir dari Singapura, diikuti oleh Alyce Koech dari Singapura, dan Ni Ketut Cita dari Indonesia.
Kelas 7,2K kategori pria dimenangkan oleh Samgar Kamlasi, diikuti oleh BIB NO 767, dan Wayan Adnyana. Sedangkan untuk kategori wanita dimenangkan oleh Derksema Alicia, diikuti oleh Yunita Bia, dan Alisia Rut Solle Solle.
Tak Sekadar Berlari
Ajang Plataran X Trail yang sudah memsuki usia kedua, tidak hanya sekadar lomba lari belaka. Di sela-sela acara, juga berlangsung penanaman pohon endemik di kawasan hutan TNBB, sekaligus pelestarian terumbu karang.
Beberapa pohon endemik seperti Sawo Kecik (Manilkara kauki), Cendana (Santalum album), dan Panggal buaya (Zanthoxylon rhetsa) ditanam oleh pihak penyelenggara demi keanekagaman hayati.
Selain itu pelestarian terumbu karang juga dilangsukan di kawasan Teluk Bajul. Puluhan anakan karang ditancapkan untuk memperindah sekaligus melanggengkan ekosistem bawah laut.
Penanaman terumbu karang di Teluk Bajul, kawasan Taman Nasional Bali Barat. (Foto: CNN Indonesia/Agung Rahmadsyah)
|
Diperkirakan dalam waktu dua sampai tiga tahun ke depan, terumbu karang yang ditancapkan sudah mulai berkembang. Dan dalam waktu lima tahun, 'gerombolan' terumbu karang baru bisa dinikmati oleh para pecinta olahraga menyelam.
Pada sore harinya, pelepasliaran empat pasang satwa endemik Bali yaki Jalak Bali (Leucopsar Rothschildi), atau yang dikenal dengan nama Bali Starling juga dilakukan untuk membuktikan bahwa kawasan TNBB sudah menjadi rumah bagi sang penghuni asli.
Taman Nasional Bali Barat (TNBB) adalah satu-satunya kawasan taman nasional yang yang berada di Provinsi Bali.
Terletak di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana, TNBB memiliki luas sekitar 77,7 hektare yang terdiri atas kawasan Suaka Margasatwa Bali Barat, Cagar Alam, Hutan Lindung, dan perairan pantai.
No comments:
Post a Comment