Pages

Saturday, September 1, 2018

James Bond dan Tuhan yang Maha Esa di Balik 212 Wiro Sableng

Jakarta, CNN Indonesia -- Jauh sebelum 212 identik dengan Aksi Bela Islam 2017 lalu, pada 1967 Bastian Tito sudah lebih dahulu memperkenalkannya lewat novel Wiro Sableng.

Dalam 185 novel yang terbit selama 39 tahun, Bastian mematri 212 di dada tokoh utamanya, Wiro Sableng. Itu berkat senjata pemungkas yang didapatnya dari berguru pada Sinto Gendeng, Kapak Maut Naga Geni 212 dan Batu 212.

Setiap Wiro mengayunkan jurus maupun kapak atau batunya, tercetak angka itu di tubuh lawan. Tak heran jika ia kemudian dikenal pula sebagai Pendekar 212.


Bastian tentu tidak meramalkan Aksi Bela Islam 50 tahun kemudian saat menuangkan isi kepala dalam Wiro Sableng. Menurut Vino G. Bastian, pemeran Wiro dalam film Wiro Sableng 212 yang juga putra Bastian, ayahnya membuat angka itu terinspirasi dari karakter spionase asal Inggris, James Bond.

Legenda mata-mata yang pernah dimainkan Sean Connery, Roger Moore, Pierce Brosnan dan Daniel Craig itu juga punya angka 'keramat.' 007.

Kata Vino, Bastian penggemar berat James Bond. Ia bahkan pernah jadi penerjemah novel James Bond sebelum diterbitkan secara luas di Indonesia.

Angka 212 tercetak di kapak Wiro Sableng.Angka 212 tercetak di kapak Wiro Sableng. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
"[Tapi] dia enggak ingin lambang 212 cuma kode agen kayak James Bond. Dia ingin angka 212 ada isinya dan ada filosofinya," kata Vino dalam wawancara khusus dengan CNNIndonesia.com di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Vino menjelaskan, angka 2 pertama memiliki arti bahwa dalam dunia selalu ada dua pihak yang berpasang-pasangan. Laki-laki berpasangan dengan perempuan, siang berpasangan dengan malam dan baik berpasangan dengan buruk.

Dua hal yang selalu berpasangan di dunia itu merupakan kehendak Tuhan yang Maha Esa. Masa kuasa Tuhan dalam kisah Wiro digambarkan dengan angka 1.

Angka 212 kalo dijumlah menjadi 5, yang maksudnya Pancasila.Vino G. Bastian
"Kenapa ada angka 2 lagi? Ayah bilang, ini kan Indonesia, pahlawan Indonesia harus punya kode yang Indonesia banget. Angka 212 kalo dijumlah menjadi 5, yang maksudnya Pancasila," kata Vino melanjutkan uraiannya.

Lebih dari itu, angka 5 juga diartikan oleh Bastian sebagai Rukun Islam. Bastian memang seorang religius, Vino menambahkan.

"Tapi itu [penjelasan bahwa 212 bermakna Pancasila dan Rukun Islam] enggak masuk dalam cerita novel. Itu hanya untuk filosofi ayah sendiri," lanjutnya.

Filosofi 212 membuahkan sukses bagi Bastian. Tak hanya novelnya bertahan sampai puluhan tahun. Ide ceritanya juga diangkat ke layar lebar dan kaca.


Kisah Wiro Sableng pertama diadaptasi dalam film pada era 1980-an. Lalu pada masa 1990-an ia menjadi sinetron. Kini, setengah abad kemudian, Wiro Sableng kembali populer lewat film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.

Lifelike Pictures bahkan menggarapnya bersama Fox International Production.

Angka 212 nan legendaris itu masih ada. Hanya saja, angka 2 di bagian pertama dibuat terbalik. Caravan Studio yang bekerja sama dengan Lifelike Pictures sengaja membuatnya demikian sebagai penyesuaian untuk visual film.

Sinto Gendeng mewariskan kapaknya pada Wiro Sableng.Sinto Gendeng mewariskan kapaknya pada Wiro Sableng. (Dok. Lifelike Pictures)
"Dalam novel diceritakan logo 212 ada di telapak tangan Wiro. Kalau dipukul dengan tenaga dalam, akan nempel di badan [lawan]," tutur Sheila Timothy alias Lala Timothy, produser sekaligus penulis naskah film Wiro Sableng.

Lala melanjutkan, "Dalam film yang visual, angka 212 akan terbalik. Jadi kami bikin angka mirror agar ketika dipukul logo 212 tetap sama." (rsa)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2C68phN

No comments:

Post a Comment