Duterte menegaskan kembali bahwa dia ingin mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir 2022, tetapi enggan menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya Leni Robredo karena dianggap "tidak kompeten."
"Anda semua lebih baik memilih seorang ditaktor seperti Ferdinand Marcos Jr, itu lah yang saya sarankan. Secara konstitusional, penggantinya seharusnya Robredo. Namun, dia tidak bisa merampas jabatan itu," ucap Duterte dalam pidatonya seperti dikutip The Straits Times, Kamis (30/8).
Namun, Robredo yang akhirnya terpilih sebagai pendamping Duterte dalam pemilihan terpisah. Robredo selama ini merupakan salah satu pengkritik vokal Duterte.
Kekaguman Duterte terhadap Marcos mengundang banyak kontroversi. Masih banyak warga yang trauma atas pemerintahan otoriter Marcos selama dua dekade sejak 1965, ketika ribuan orang ditahan, dibunuh, dan disiksa di bawah hukum darurat militer 1970an.
Beberapa bulan terakhir, Duterte terus menggaungkan keinginannya untuk mundur dari kursi presiden.
Kegagalannya memberantas korupsi dan narkoba menjadi salah satu alasannya untuk pensiun lebih cepat dari semestinya.
"Korupsi sudah tertanam, endemik, dan akan selalu menjadi bagian dari transaksi dalam pemerintahan. Saya tidak berpikir saya dapat memenuhi janji saya kepada rakyat. Saya berkata saya akan mencoba menghentikan korupsi, tetapi nyatanya saya tidak berhasil bahkan setelah masa jabatan saya selesai."
Pernyataan itu diutarakan Duterte sehari setelah memecat 20 pejabat pemerintah, termasuk sejumlah kolonel dan jenderal, atas dugaan korupsi pengadaan alat-alat medis untuk militer. (has)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2C2XuFo
No comments:
Post a Comment