Tak hanya rupiah, pagi hari ini mayoritas mata uang di kawasan Asia juga melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah 0,54 persen, baht Thailand 0,31 persen, dan dolar Taiwan 0,25 persen.
Selanjutnya, dolar Singapura melemah 0,18 persen, ringgit Malaysia melemah 0,12 persen, lira Turki 0,03 persen, diikuti dolar Hong Kong yang melemah tipis 0,01 persen.
Di sisi lain, penguatan hanya terjadi pada yen Jepang sebesar 0,04 persen terhadap dolar AS. Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris dan euro menguat sebesar 0,01 persen dan 0,03 persen. Sementara dolar Australia melemah 0,16 persen, dan dolar Kananda sebesar 0,03 persen terhadap dolar AS.
Kendati melemah, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi rupiah akan kembali menguat hari ini karena sentimen dari Kebijakan Bank Sentral AS yang diumumkan pada Kamis (29/1) dini hari.
"Sikap Bank Sentral AS yang masih mempertahankan kebijakan Longgar akan membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini," kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (30/1).
Menurut Ariston, The Fed memberi ancang-ancang meneruskan penyuntikan dana ke pasar via repo seperti yang dilakukan mereka sejak awal September 2019.
"Hal ini sebagai upaya untuk menekan turun suku bunga antar bank," jelas Ariston.Sebagai informasi, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kembali turun ke kisaran 1,58 persen setelah keputusan the Fed.
Kendati demikian, Ariston menilai kekhawatiran terhadap wabah Virus Corona masih akan menjadi sentimen negatif dan beban untuk aset berisiko seperti rupiah.
Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600 hingga Rp13.650 per dolar AS pada hari ini.
(ara/sfr)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2RZqQJN
No comments:
Post a Comment