Pages

Wednesday, July 31, 2019

Nur Asia dan Batu Sandungan Dinasti Atut di Pilwalkot Tangsel

Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana mencalonkan istri Sandiaga Uno, Nur Asia Uno dalam Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan (Pilwalkot Tangsel) pada 2020 makin mencuat. Namun Gerindra maupun Nur Asia dinilai bakal berhadapan dengan batu sandungan bernama dinasti politik yang sudah mengakar kuat di wilayah Banten.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan telah mengusulkan kepada ketua umumnya, Prabowo Subianto, terkait pencalonan perempuan yang akrab disapa Mpok Nur itu.

Dasco mengatakan warga Tangsel tidak akan alergi terhadap pemimpin perempuan. Dia yakin Nur mampu mengemban tugas sebagai Wali Kota Tangsel selanjutnya.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati memprediksi langkah Nur Asia menduduki kursi nomor satu di Tangsel tak akan mudah.

Ia mengatakan langkah politik Nur Asia bakal menemui batu sandungan dari kekuatan dinasti politik Ratu Atut Chosyiah yang sudah berakar kuat di Banten, khususnya di Tangsel.

"Saya pikir peluang beliau [Nur] belum begitu besar. Terlebih Tangsel sendiri identik dengan keluarga dinasti Atut. Dinasti itu akan jadi batu sandungan bagi Nur," kata Wasisto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (31/7).

Kekuatan politik keluarga Atut sudah tertanam lama di Banten. Dinasti itu tak hanya menguasai lingkungan pemerintah daerah di Provinsi Banten, tapi juga menjalar di tingkat legislatif hingga antarprovinsi.

Anak Ratu Atut, Andika Hazrumy contohnya, kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Banten saat terpilih di Pilkada serentak 2018 lalu.

Tak hanya itu, Adik Atut yakni Ratu Tatu Chasanah juga menjabat Bupati Serang. Sementara menantunya, Adde Rossi Khoerunnisa terpilih menjadi Wakil DPRD Banten.

Airin Rachmi Diany, yang kini menjabat Wali Kota Tangsel dua periode pun merupakan bagian dari dinasti Atut. Airin merupakan istri Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik kandung Ratu Atut.

Nur Asia dan Batu Sandungan Dinasti Atut di Pilwalkot TangselRatu Atut Chosiyah selaku terdakwa kasus korupsi pengadaan alat kesehatan RS Rujukan Pemprov Banten saat sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (5/4). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Melihat hal itu, Wasis menilai kemungkinan besar dinasti politik Atut tak akan melepas wilayah Tangsel yang sudah lama menjadi basis kekuasaan utamanya. Karena itu untuk meraih kemenangan dalam pilkada, Nur Asia harus menghadapi kroni-kroni dari dinasti Atut yang masih berpengaruh di wilayah Tangsel.

"Karena dinasti ini tidak mungkin mau melepas daerah yang telah lama jadi basisnya. Kroninya di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten masih besar," kata dia.

Di sisi lain, Wasis menilai modal politik yang dimiliki Nur hanya dalam bentuk kekuatan finansial. Modal itu tak lepas dari peranan Sandiaga Uno yang tercatat sebagai seorang pebisnis tersohor di Indonesia.

Meski memiliki modal finansial, namun Nur belum punya basic jaringan akar rumput dan kemampuan keterampilan teknis dalam memimpin Tangsel.

"Hanya saja konteks pemilukada Tangsel ini kan pemilu urban yang butuh pemimpin yang problem solver dan taktis. Faktor kekayaan itu tidaklah cukup," kata dia.

Atas dasar itu, Wasis menyarankan agar Nur Asia dan Gerindra berkoalisi dengan kandidat yang akan diusung oleh dinasti Atut dalam Pilwalkot Tangsel nanti.

Skenario politik itu, kata Wasis, bisa membuka kesempatan menang bagi Nur Asia pada Pilwalkot Tangsel. Sebab modal finansial Nur Asia jika dikombinasikan dengan modal politik jejaring dinasti Atut maka bisa menjadi 'jalan' sempurna menguasai Tangsel.

"Saya pikir itu kuncinya. Soal kekayaan mungkin Nur Asia bisa unggul tapi tidak soal jaringan akar rumput. Kombinasi antara dua modal dengan dinasti Atut itu peluang Nur untuk menang akan besar," kata dia.


[Gambas:Video CNN] (rzr/pmg)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/3352DWT

No comments:

Post a Comment