"Saya kira (tahun ini bisa tumbuh) belasan persen atau low double digit," ucap Kepala BKPM Thomas Lembong, Selasa (30/7).
Ke depan, ada tiga sektor yang bisa mendorong pertumbuhan investasi dan ekonomi dalam negeri. Beberapa sektor itu antara lain, smelter, e-commerce, dan pariwisata.
Ia melihat ketertarikan investor untuk menanamkan dananya di Indonesia terbilang tinggi. Hal ini khususnya terlihat setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan mengejar seluruh pihak yang menghambat investasi di Indonesia dalam pidatonya di Sentul pertengahan bulan ini.
"Paradigma kebijakan yang beliau (Jokowi) tempuh di periode kedua disambut dengan antusias, sejak saat itu permintaan informasi dan diskusi (terkait investasi) naik drastis," kata Thomas.Menurut Thomas, aliran investasi yang masuk pasca pemilihan umum (pemilu) juga meningkat dari sebelumnya. Alhasil, total jumlah investasi yang masuk sepanjang semester I 2019 meningkat 9,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni Rp361,6 triliun. Realisasi itu secara persentase lebih tinggi daripada 2018 lalu yang hanya tumbuh 7,4 persen.
"Kalau dilihat data 15 tahun terakhir, setiap tahun pemilu investasi pasti melambat, tapi setelah pemilu investasi pasti kencang atau ada pemulihan yang kencang pasca pemilu," terang Thomas.
Beberapa investor besar seperti Hyundai Motors Company (HMC) dan Softbank juga sedang menjajaki untuk menanamkan investasi ke Indonesia. Thomas menyatakan pemerintah dan Hyundai sedang melakukan negosiasi terkait paket insentif."Kami masih di tengah negosiasi sengit mengenai insentif, kami pasang target sebelum pertemuan tingkat tinggi di Busan saat Asean-Rok Commemorative Summit atau sebelum November 2019," jelas Thomas.
Sekadar mengingatkan, jumlah investasi sepanjang tahun lalu hanya tumbuh 4,1 persen dari Rp692,8 triliun menjadi Rp721,3 triliun. Capaian itu melambat dibandingkan dengan posisi realisasi investasi 2017 lalu yang meningkat hingga 13,1 persen.
[Gambas:Video CNN] (aud/lav)
No comments:
Post a Comment