Hal itu disampaikannya setiba di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung, Rabu (31/7).
Teror pertama, kata Alberts, terjadi ketika para pemain Persib menjalani uji coba lapangan di Stadion Kanjuruhan. Bus yang ditumpangi rombongan Persib diserang dengan petasan roket oleh sejumlah oknum suporter. Pelaku penyerangan bahkan ikut mencaci dan meneriaki para pemain dengan kata-kata kasar.
Pada kesempatan itu, Alberts memperlihatkan video pendek dari gawai miliknya. Dalam video yang dia rekam tersebut memperlihatkan insiden yang terjadi di Malang, sebelum laga Arema vs Persib. Tampak sejumlah orang menyalakan kembang api tepat di depan hotel tempat pemain dan ofisial Persib menginap. Suara di sekitar hotel pun tampak bising.
Menurut Alberts, kejadian itu terjadi Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB."Saya pergi sendiri ke lobi hotel jam 2 pagi dan bertanya ke staf hotel, di mana polisi? Karena semua pemain bangun, saya telepon polisi tapi mereka tidak datang," kata pria asal Belanda itu.
Persib dibantai 1-5 oleh Arema FC. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
|
"Saya pergi menemui mereka karena saya sebelumnya melatih di sini. Saya menunggu satu jam di lobi tapi tidak ada polisi datang dan mereka tetap melakukan aksi teror. Jadi tak ada satupun pemain yang tidur malam itu jelang pertandingan. No police, no protection, no security," ujarnya.
Tidak berhenti sampai di situ, Alberts melanjutkan pengalaman tak menyenangkan karena kendala non-teknis. Ketika tim bergerak ke stadion menggunakan kendaraan kendaraan taktis, dia merasakan nuansa seperti sedang berada di medan perang.
"Kami menunggu kepastian dan pukul 15.30 WIB kami pergi menggunakan bus, lalu polisi bilang mereka tak bisa menjamin keamanan jika tim pergi menggunakan bus. Kami tidak punya alternatif selain pergi menggunakan barracuda," katanya."Padahal, kami datang ke sini bukan untuk perang. Mari nikmati sepak bola bersama-sama, ini bukan teroris dan bukan perang. Ini harus berubah karena tidak bagus untuk sepak bola Indonesia," lanjut Alberts.
Tidak Perlu Dibalas
Alberts memaparkan kronologis atas rentetan aksi oknum suporter terhadap timnya bukan untuk mencari-cari alasan kekalahan. Sebab secara mental, tim manapun akan cukup sulit menghadapi tekanan yang sama sekali tak ada kaitannya dengan pertandingan.
"Bukan saya saja, yang lain pun khawatir dengan kerusuhan. Mereka diam di kamar tidak bisa tidur. Jadi, bagaimana kami bisa mempersiapkan pertandingan karena tidak ada proteksi yang kami terima," katanya.
Persib terganggu dengan teror di markas Arema. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
|
"Kami pergi ke stadion karena khawatir Persib kena sanksi oleh PSSI, saya tak ingin menerima hukuman seperti musim lalu. Pemain dalam situasi tertekan karena takut kejadian musim lalu terulang kembali. Jadi, kemarin kami main dalam situasi protes dan pemain pun sudah tidak bergairah untuk bertanding," katanya.
Meski mendapat serangkaian pengalaman buruk di Malang, Alberts berharap Bobotoh tetap memberikan dukungan kepada tim Persib dengan positif dan bisa menyambut Arema dengan baik ketika datang ke Bandung.
No comments:
Post a Comment