Natasya merupakan siswa kelas IV SD di Simpang Pasir, Palaran, Samarinda. Ia disebutkan tenggelam di bekas galian tambang batu bara, saat bermain dengan teman- temannya usai makan sahur.
Kapolsek Palaran Komisaris Raden Sigit Satrio Hutomo mengatakan berdasarkan keterangan sejumlah saksi di tempat kejadian saat itu korban bermain bersama temannya, di pinggir kolam bekas tambang batubara di Jalan Kebon Agung, Simpang Pasir, Palaran.
"Saat bermain dengan teman- temanya, Korban terpeleset, dan akhirnya jatuh ke dalam kolam," kata Sigit seperti dikutip dari Antara, Kamis (30/5).
Sigit mengatakan korban sempat mendapatkan pertolongan dari warga sekitar dan berhasil diselamatkan dari kolam tersebut.
"Namun ketika dibawa ke rumah sakit korban menghembus nafas terakhirnya," kata dia.
Supari, warga sekitar, menyatakan kolam besar di dekat pemukiman mereka tersebut merupakan bekas galian tambang perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi.
"Sebelumnya sudah sempat ada inisiatif dari warga untuk menutup lubang tersebut, namun belum sempat terealisasi sudah ada korban," jelasnya.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Provinsi Kalimantan Timur, Pradarma Rupang menyesalkan kejadian tersebut. Oleh karena itu, Pradarma mendesak penegak hukum dan pemerintah segera turun tangan.
"Ini sudah korban kesekian kalinya anak meninggal di lubang tambang, kami berharap pemerintah provinsi bersikap tegas terhadap para pengusaha batu bara, jangan sampai kejadian ini terulang lagi," kata dia.
Diketahui Natasya merupakan korban ke-34 anak meninggal di kolam bekas tambang. Korban ke 33 sebelumnya, terjadi April 2019 lalu, di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara.
[Gambas:Video CNN] (Antara) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2KfBA4v
No comments:
Post a Comment