"Mereka komunikasi via WA grup," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jumat (3/5)
Ia menyebut perencanaan aksi kelompok ini dilakukan lewat jaringan komunikasi itu. Misalnya, titik kumpul, warna pakaian yang digunakan, hingga penentuan sasaran aksi perusakan."Ada vandalisme, coret mencoret, membuat simbol mereka di area publik, itu semua akan kami dalami," kata Dedi.
Selain itu, dikatakan Dedi, Polri juga bakal mendalami apakah kelompok Anarcho Syndicalism yang ada di Indonesia memiliki kaitan dengan kelompok yang ada di luar negeri. Pasalnya, sambung Dedi, kelompok tersebut memang muncul pertama kali di Rusia.
Ilustrasi Whatsapp. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
"Karena ini masalah kelompok atau organisasi, nanti masalah legalnya dari Kemenkumham yang akan membantu polisi mengidentifikasi kelompok tersebut, kemudian dari Badan Intelijen Negara juga akan memberikan kontribusi kepada Polri," kata Dedi.
Yang jelas, kata dia, kelompok Anarcho Syndicalism ini memanfaatkan momentum peringatan aksi hari buruh Internasional atau May Day.
"Jadi ya memanfaatkan momentum betul, mereka kan background-nya kembali kepada kebebasan mengatur semuanya, anti-kapitalisme, memanfaatkan May Day," kata Dedi.Saat ini, kata Dedi, Polri bakal terus mengusut aksi kelompok tersebut pada saat peringatan hari buruh termasuk siapa aktor intelektual dibalik aksi tersebut.
"Itu akan didalami komprehensif, aktor intelektualnya siapa, jejaringnya bagaimana, peran masing-masing," katanya.
Anarcho Bandung berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional di Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/5) (ANTARA FOTO/Agus Bebeng).
|
Menurutnya, kelompok Anarcho Syndicalism itu ada di Rusia, Eropa, Amerika Selatan, serta Asia.
Pada Rabu (1/5), perusakan terjadi di beberapa daerah saat aksi Hari Buruh. Misalnya, perusakan pagar halte TransJakarta. Polisi menyebut ini merupakan ulah kelompok Anarcho Syndicalism.
[Gambas:Video CNN] (dis/arh)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2H1vT8k
No comments:
Post a Comment