"Mengenai potensi implementasi dari percepatan electric vehicle dan fasilitas PPnBM yang sedang disusun oleh pemerintah, kami komunikasikan dengan pelaku industri otomotif di sini," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai melakukan pertemuan dengan jajaran direksi Toyota Motor Corporation di Tokyo, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (35/5).
Menurut Airlangga, peraturan yang akan dikeluarkan pemerintah Indonesia terkait kendaraan listrik, nantinya diberikan tenggat waktu atau periode transisi selama dua tahun. Untuk itu, Airlangga berharap perusahaan otomotif Jepang dapat mulai membangun investasi pada 2021 atau 2022.
Menurut Airlangga, sejumlah produsen otomotif skala global saat ini sedang merencanakan persiapan untuk peluncuran kendaraan listrik di Indonesia dalam waktu dekat.
Kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah cukup mengkompensasi perbedaan harga antara kendaraan listrik dengan kendaraan internal combustion engine (ICE) yang ada sekarang," imbuhnya.
Perbedaan harga itu diyakini mampu mendorong sebagian konsumen untuk beralih dari sebelumnya menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik. Sebab, akan ada keuntungan bagi pengguna kendaraan listrik, terutama dari sisi efisiensi terhadap konsumsi bensin.
"Apalagi, ada hybrid car itu yang sampai hemat 50 persen. Selain itu, adanya kemudahan dari maintenance dari kendaraan-kendaraan berbasis elektrik," ungkapnya.
Dalam kunjungannya di Jepang, Airlangga juga mengunjungi pabrik baterai EVE di Hamamatsu. Dari kunjungan itu, Airlangga melihat Indonesia punya potensi besar dalam penyediaan bahan bakunya. Sebab, Indonesia akan memiliki pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit.
Potensi itu, menurut dia, dapat dilakukan melalui investasi PT. QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, yang ditargetkan bakal beroperasi pada pertengahan 2020. Total investasi yang ditanamkan sebesar US$700 juta dan akan menghasilkan devisa senilai US$800 juta per tahun.
"Proyek industri smelter berbasis teknologi hydrometallurgy tersebut akan memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua nikel kobalt yang dapat digunakan untuk kendaraan listrik," paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Deputy CEO Toyota Corp. Susumu Matsud mengaku pihaknya akan fokus mengembangkan teknologi kendaraan listrik di Indonesia. Matsud mengaku pihaknya saat ini juga sudah mempersiapkan produksinya.
Toyota bersama Daihatsu akan memproduksi mobil hibrida di Indonesia pada tahun 2022. Jenisnya antara lain SUV dan MPV. "Kami menilai, kedua jenis tersebut yang akan lebih diminati konsumen di Indonesia. Kami sedang mempersiapkan produksinya," tutur Matsuda. (agi)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2EJP19h
No comments:
Post a Comment