Pages

Wednesday, May 1, 2019

Pernikahan Kaisar Akihito dan Citra Modernisasi

Jakarta, CNN Indonesia -- Demam pernikahan agung 'menyerang' Jepang pada akhir dekade 1950-an. Putera Mahkota Akihito--saat itu--jatuh cinta pada seorang wanita lulusan sekolah sastra, Michiko Shoda. Wanita itu ditemuinya di sebuah lapangan tenis pada tahun 1957.

Sontak, euforia masyarakat Jepang pun terjadi. Salah satu pasalnya adalah status Michiko sebagai rakyat biasa. Sesuatu yang tak pernah terjadi selama sejarah kekaisaran Jepang. Belum lagi pertumbuhan media massa dan kemunculan siaran langsung televisi yang turut memperkuat popularitas pasangan.

Kala itu, Jepang terpesona oleh sang calon putri. Fotonya muncul di mana-mana.

"'Mitchi explosions' meledak di seantero negeri," ujar salah seorang wartawan Yukiya Chikashige, melansir CNN. Dia telah menghabiskan waktu lebih dari tiga dekade untuk meliput keluarga kekaisaran Jepang.

"Dia (Michiko) cerdas, cantik, dan jago olahraga," kata Chikashige. Bahkan, dia menyamakan Michiko dengan popularitas Putri Diana atau Kate Middleton dan Meghan Markle di zaman kiwari.

Wanita Jepang, kata Chikashige, beramai-ramai memujanya. Mulai dari gaya rambut, fesyen, hingga cara Michiko berbicara. "Semua orang ingin melihatnya menikah," kata dia.

Secara historis, Kaisar Jepang sangat dihormati. Mereka jarang, atau bahkan tak pernah berinteraksi dengan publik. Namun, sejak dini, Kaisar Akihito berusaha melunturkan penghalang antara keluarga kekaisaran dengan masyarakat. Utamanya, saat dia berpacaran dan kemudian menikah dengan Michiko.

Pada 10 April 1959, lebih dari setengah juta orang turut serta dalam pawai. Sementara 15 juta orang lainnya menyaksikan acara pernikahan agung.

Setelah upacara, Akihito dan Michiko terus memaksimalkan peran publiknya sebagai keluarga kerajaan. Mereka menggunakan media untuk membentuk citra anyar dan modern keluarga kekaisaran.

Kamera selalu hadir dalam setiap kesempatan. Para juru foto diundang untuk mendapatkan bidikan yang lebih dekat.

Gambar-gambar yang hadir memperlihatkan pasangan muda itu membesarkan anak-anaknya sendiri. Mereka mengantar anak ke sekolah dan sibuk memasak di dapur istana.

"Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka tidak memerintah, tapi mereka sama seperti kita," kata Chikashige. Berkat foto-foto itu, citra keluarga kekaisaran berangsur berubah dari satu hormat ke sebuah cinta.

"Mereka menjadi model untuk gaya hidup modern dan kebarat-baratan pada saat Jepang bergerak menjauh dari kehancuran perang menuju era baru," kata Chikashige.

[Gambas:Video CNN] (asr/asr)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2WffYIs

No comments:

Post a Comment