Pages

Saturday, May 25, 2019

'Nyetir' Jangan Dipaksakan, Perhatikan Rehat Waktu Mudik

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemudik harus memahami tubuh tidak bisa dipaksa mengemudi seharian, ada kalanya letih yang berujung kantuk datang dan mengganggu perjalanan. Tidak selamanya memforsir tenaga menguntungkan, pemudik sebijaknya mengetahui tubuh butuh istirahat berkala.

Musuh terbesar saat kantuk datang yaitu pengemudi kehilangan konsentrasi. Hal itu bisa berujung kekurangan 'pikiran jernih' dan menurunnya respons pada kondisi sekitar yang berpotensi menimbulkan bahaya.

Perlu diingat sopir adalah pemimpin pengambil keputusan di perjalanan yang bakal menentukan faktor keselamatan berkendara buat setiap penumpang.

Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan jika mengikuti jam biologis, tubuh biasanya bakal mengalami keletihan pada waktu tertentu, yaitu pukul 13.00, 15.00, dan 18.00.

Pada waktu tersebut, menurut Sony, pengemudi akan merasa letih dan mengantuk sehingga perlu istirahat.

"Kalau ikuti jam biologisnya manusia, akan drop jam segitu. Maka harus istirahat pada jam-jam tersebut," kata Sony saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (25/5).

Atas alasan keselamatan, Sony mengatakan sebaiknya sopir menepi atau menuju lokasi peristirahatan. Cari tempat yang nyaman untuk merenggangkan badan atau berolahraga ringan agar peredaran darah pada tubuh lancar.

Jangan Dipaksa, Perhatikan Saat Tidur Waktu Ratusan kendaraan pemudik mengantri memasuki kapal di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Minggu (10/6). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Terlalu Lama Istirahat

Istirahat perlu, namun menurut Sony jangan terlalu lama. Dia menyarankan waktu istirahat jangan lebih dari 30 menit.

"Kalau istirahat lebih dari 30 menit feel mengemudi pasti bakal hilang. Makanya misal lebih dari 30 menit, mending sopir itu tidur benaran untuk dapat energi yang lebih baik. Satu jam gitu tidur biar bugar kembali," kata Sony.

Ia mengatakan mengemudi saat puasa bikin seseorang tidak punya durasi masksimal. Dia mengandaikan, pada kondisi normal seseorang bisa mengemudi selama empat jam 'non stop' sedangkan saat puasa harus dikurangi setengahnya.

"Kalau puasa gini ya mengemudi maksimal dua jam, terus istirahat. Tapi ya semua memang tergantung kondisi tubuh masih-masing," ucap dia.


Sony menambahkan sopir harus waspada saat terlalu memforsir tenaganya buat nyetir. Ia bilang letih berlebihan dapat menyebabkan 'microsleep', hingga sakit kepala.

"Bahkan sampai ada yang sakit kepala. Karena memaksakan aktivitas di mana dia harusnya istirahat," kata Sony. (ryh/fea)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/30FMk1G

No comments:

Post a Comment