Iklan alkohol tak lagi bisa terpajang di halte bus, kios koran, dan kios Wi-Fi. Larangan ini berlaku untuk iklan baru, meskipun iklan yang telah terpajang akan dibiarkan terpampang sampai kontrak mereka habis.
"Tidak ada keraguan bahwa terlalu banyak warga New York berjuang dengan masalah penyalahgunaan zat serius, di antara mereka minum berlebihan," kata de Blasio, politisi dari Partai Demokrat, dalam sebuah pernyataan.
"Larangan ini menegaskan kembali komitmen kami untuk melindungi kesejahteraan semua warga New York."
Dalam pernyataannya, ada hampir 2.000 kematian terkait alkohol di New York pada 2016, dan 110 ribu kunjungan ke ruang gawat darurat terkait alkohol.
Ia juga mengatakan masalah kesehatan akibat alkohol tercatat tinggi di daerah tertentu, seperti East Harlem yang memiliki kasus lima kali lebih tinggi dibanding Upper East Side.
Mengutip sebuah penelitian dari New York Academy of Medicine tahun 2017, kantor walikota mengatakan iklan yang mempromosikan minuman beralkohol dapat meningkatkan kemungkinan orang yang melihatnya mengonsumsi alkohol - dan juga dapat mempengaruhi jumlah yang mereka minum.
Iklan alkohol telah dilarang dari bus dan kereta bawah tanah kota pada Januari 2018.
The Distilled Spirits Council, asosiasi perdagangan produsen alkohol, mengkritik perintah de Blasio.
"Keputusan walikota untuk melarang iklan alkohol salah arah dan tidak didukung oleh penelitian ilmiah," kata wakil presiden organisasi itu, Jay Hibbard dalam sebuah pernyataan.
Kota-kota besar AS lainnya juga telah melarang iklan alkohol - meskipun Hibbard mengatakan beberapa kota, seperti Baltimore dan Chicago, telah membatalkan larangan tersebut.
"Penelitiannya jelas - orang tua dan orang dewasa lainnya adalah faktor yang paling berpengaruh dalam keputusan seorang pemuda untuk minum atau tidak minum alkohol, bukan iklan," katanya.
[Gambas:Video CNN]
(ard)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Lh2PxL
No comments:
Post a Comment