"Saya mengimbau kepada Ibu Menteri BUMN untuk meminta Garuda memberi harga khusus selama Lebaran. Kalau Garuda turun, akan diikuti maskapai lain," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5).
Budi mengatakan pada arus mudik Lebaran tahun lalu penumpang pesawat tumbuh sekitar 4 persen. Namun, kata Budi untuk tahun ini kemungkinan para pengguna pesawat pindah ke moda angkutan lain, baik laut maupun darat, untuk mudik Lebaran.
"Kalau 10 persen pindah ke angkutan lain, angkutan laut, darat, kereta api untuk menampungnya," ujarnya.
Sementara Menteri BUMN Rini Soemarno saat ditanya soal Garuda yang diminta untuk menurunkan harga tiket berdalih maskapai BUMN hingga kini belum melewati batas atas harga tiket pesawat yang ditentukan Kementerian Perhubungan.
"Sekarang batasnya di mana? Selama BUMN, Garuda tidak lewati batas yang ditentukan oleh Kemenhub ya harusnya normal-normal saja," ujar Rini.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku tak bisa melakukan intervensi untuk menurunkan harga tiket pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pasalnya, Garuda merupakan perusahaan terbuka yang erat kaitannya dengan publik.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menyatakan pihaknya hanya bisa sebatas mengimbau Garuda untuk menurunkan harga tiket agar lebih murah. Jika memaksa, ia menyebut hal itu bisa memicu kemarahan pemilik modal.
"Seberapa jauh pemegang saham mengintervensi ya kan. Apalagi (Garuda Indonesia) Tbk (perusahaan terbuka). Kami bisanya imbau, intervensi tidak bisa. Investor marah nanti," ucap Gatot, Jumat (3/5).
Gatot mengatakan pada Senin (6/5), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan menggelar rapat terkait harga tiket pesawat yang masih mahal. Menurut Gatot, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengundang Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
[Gambas:Video CNN] (fra/agi)
No comments:
Post a Comment