Rudiantara mengungkapkan alasan SMS dan telepon tidak ikut dibatasi lantaran selama ini konten foto dan video yang dibagikan di media sosial kerap viral melalui WhatsApp.
"Indikasi yang selama ini kita pakai yakni SMS dan voice [panggilan telepon] itu tidak masalah," ujar Rudiantara saat konferensi media di Media Center Kemenkopolhukam, Jakarta, Rabu (22/5).
"Karena media sosial ada messaging system, media sosial Facebook, Instagram, Twitter kadang-kadang kita posting teks, gambar, dan video viralnya bukan di media sosial tapi messaging system grup WhatsApp dan sebagainya."Lebih lanjut Rudi juga membeberkan alasan pihanya membatasi penggunaan sejumlah fitur media sosial. Menurutnya jika dilihat dari sisi psikologis, masyarakat yang menerima konten video dan foto terkait kerusuhan 22 Mei bakal terpancing emosi.
[Gambas:Video CNN]
Selain itu, Rudiantara juga memastikan bahwa Kemenkominfo tidak melakukan tindakan take down terhadap WhatsApp mengingat banyaknya pengguna di Indonesia.
"Tidak bisa gunakan take down karena WhatsApp itu individu, kita punya 200 juta lebih pengguna ponsel hampir semuanya menggunakan WhatsApp. Bagaimana kita take down 100 juta kalau take down-nya individu, tidak efektif," pungkasnya.
Sebelumnya, Kemenkominfo sempat mengimbau masyarakt untuk tidak membagikan dan segera menghapus konten terkait demo dan kerusuhan 22 Mei baik berupa foto maupun video di media sosial. Hal itu dilakukan untuk mencegah ketakutan di kalangan masyarakat.Selain itu Kemenkominfo juga menyerukan jika masyarakat menemukan koten video atau foto yang bernada ujaran kebencian dan provokatif untuk segera dilaporkan melalui aduankonten.id atau akun Twitter @aduankonten. (din/evn)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2X71gUc
No comments:
Post a Comment