Massa yang tidak dikenal tersebut, kata Iqbal, datang tiba-tiba datang ke depan Kantor Bawaslu dan langsung berulah anarkistis serta provokatif.
"Tiba-tiba ada massa, kami tidak tahu masa itu dari mana. Massa yang berulah anarki dan provokatif berusaha merusak security barrier dan memprovokasi petugas," ujar Iqbal di Kantor Kemenko Polhukam, Rabu (22/5).
Melihat tindakan anarkistis dan provokasi tersebut, personel di lapangan kemudian mengambil tindakan untuk membubarkan massa sebagaimana ketentuan yang berlaku. Ia menyebut aksi unjuk rasa di muka umum hanya bisa dilakukan hingga pukul 18.00 WIB. Malam itu, ada kelonggaran dari aparat hingga aksi diperkenankan hingga usai salat tarawih.
Lebih lanjut, Iqbal menuturkan tindakan pembubaran massa tidak dikenal tersebut dengan cara menggiring menjauh dari kantor Bawaslu, seperti ke Jalan Wahid Hasyim dan Jalan Sabang. Namun, massa tidak dikenal tersebut melakukan penyerangan ke arah petugas secara brutal.
"Bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan batu, molotov, petasan ukuran besar ke arah petugas. Dan massa tersebut sangat brutal," ujarnya.
Dari kejadian tersebut, Iqbal menyampaikan Polda Metro Jaya mengamankan 58 orang yang diduga sebagai provokator. Seluruh pihak yang diringkus saat ini masih diperiksa. "Dugaan sementara mayoritas massa tersebut dari luar Jakarta, mayoritas. Dan kami menemukan beberapa indikasi," ujar Iqbal.
Polisi terus melakukan imbauan ke arah massa agar kembali ke kediamannya masing-masing hingga Rabu (22/5) dini hari. Namun, ia berkata Kepolisian terpaksa melakukan tindakan tegas terhadap massa yang brutal tersebut.
Inspektur Jenderal Muhammad Iqba. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
|
"Dan sekira pukul 02.45 WIB ada sekelompok massa lagi yang lain dari pada massa yang tadi. Massa yang tadi (di Bawaslu) sudah terurai oleh petugas pada pukul 03.00 WIB," ujar Iqbal.
Terkait massa baru tersebut, ia menyebut jumlahnya sekitar 200 orang. Mereka berkumpul di Jalan KS Tubun, Petamburan. Kepolisian menduga aksi massa baru tersebut direncanakan.
"Seperti biasa kami melakukan imbauan, pendekatan. Bahkan Kapolres Metro Jakarta Barat dibantu tokoh masyarakat dan pemuka FPI karena di situ adalah markas FPI. Ya Alhamdulillah ada komunikasi," ujarnya.
Meski ada komunikasi, Iqbal menyebut massa bukan membubarkan diri, melainkan bergerak menuju Asrama Polri di Petamburan. Ia berkata massa tersebut menyerang Asrama Polri dengan batu, molotov, petasan, dan botol-botol.
Saat penyerangan terjadi, ia berkata ada sejumlah personel Polri yang tengah piket melakukan penghalauan.
"Massa bukannya mundur tetapi terus masuk ke asrama melakukan pengerusakan asrama dan ini yang brutal membakar kendaraan yang terparkir di sana, baik pribadi maupun dinas," ujar Iqbal.
Berdasarkan data, 11 unit mobil mengalami kerusakan. Sebanyak belasan mobil terbakar, di antaranya 1 truk Dalmas, 2 bus Dalmas, 3 mobil K9, dan 11 unit mobil pribadi. Tak berselang setelah kejadian di Asrama Polri, Iqbal menyampaikan Kapolda Metro Jaya datang ke lokasi untuk menenangkan massa yang tetap bertahan di sekitar lokasi.
"Di situ memang ada beberapa masa yang terluka dan ini memang sedang kami cek dan investigasi. Ada beberapa informasi yang meninggal dunia sedang kami cek," ujarnya.
Di sisi lain, Iqbal menyampaikan Kepolisian meringkus 11 orang yang diduga menjadi provokator dalam kejadian tersebut. Sejumlah orang tersebut hingga kini masih dalam proses pemeriksaan.
(jps/ain)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2wfena8
No comments:
Post a Comment