Laba kotor perusahaan juga tumbuh sebesar 2 persen menjadi Rp1,03 triliun. Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (Ebitda) Rp701,47 miliar.
Perusahaan menegaskan capaian Ebitda yang positif didukung dengan capaian produksi dan penjualan komoditas utama yang positif.
Sepanjang triwulan pertama, Antam membukukan laba usaha sebesar Rp304,73 miliar dan mencatatkan laba tahun berjalan Rp171,67 miliar. Nilai penjualan bersih Antam sendiri tercatat sebesar Rp6,22 triliun dengan komoditas emas sebagai komponen terbesar pendapatan perusahaan. Penjualan komoditas itu menyumbang Rp3,94 triliun atau 63 persen dari total penjualan bersih.
Hingga triwulan pertama, perusahaan juga mencatatkan volume produksi feronikel sebesar 6.531 ton nikel dalam feronikel (TNi), naik 7 persen dibandingkan capaian produksi periode yang sama pada tahun lalu sebesar 6.087 TNi.
"Volume penjualan feronikel ANTAM tercatat sebesar 7.122 TNi atau naik sebesar 33 persen dibandingkan penjualan periode triwulan I/2018 yang mencapai 5.363 TNi," demikian keterangan tertulis perseroan, Jumat (3/5).
Perseroan menyatakan peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik feronikel perusahaan di Pomalaa , Sulawesi Tenggara dengan kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 TNi per tahun.
Direncanakan pada Semester II/2019, kapasitas total produksi terpasang feronikel PT Antam akan naik menjadi 40.500 TNi seiring dengan mulai berproduksinya pabrik feronikel di Halmahera Timur.
"Penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan Antam, dengan kontribusi sebesar Rp1,23 triliun atau 20 persen dari total penjualan triwulan tahun ini," demikian perseroan.
Proyek Berjalan
Terkait dengan hilirisasi mineral, PT Antam memfokuskan untuk menyelesaikan proyek pengembangan utama perusahaan, di antaranya adalah pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH). Saat ini, realisasi konstruksi sudah mencapai 95 persen.
Perseroan menyatakan pabrik Feronikel Haltim (Line 1) akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi, akan memasuki fase produksi komersial pada Semester II/ 2019.
"Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50 persen dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun," demikian PT Antam.
Sedangkan terkait dengan komoditas bauksit, saat ini PT Antam terus memfokuskan pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery bekerjasama dengan PT Inalum (Persero) sebagai Holding Industri Pertambangan.
Direncanakan pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1) akan mulai berproduksi pada 2022. (Inalum/asa)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2VcZh40
No comments:
Post a Comment