Pages

Monday, April 1, 2019

Rudiantara Komentari Susah Sinyal Seluler di Jalur MRT

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memberikan tanggapan terkait mahalnya jaringan telekomunikasi di Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Rudiantara meminta PT MRT Jakarta untuk tidak mengkomersialkan tarif yang ditawarkan kepada operator seluler.

"Itu lagi saya bicarakan dengan BRTI, kalau biaya nya Rp100 juta ya itu harus dibayar Rp100 juta. Tapi kalau di ruang publik jika biayanya Rp100 juta, jangan dibikin jadi Rp200 juta," kata Rudiantara usai peluncuran buku Demokrasi Damai Era Digital, di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (1/4).

Pria yang akrab dipanggil Chief ini mengatakan bahwa sampai saat ini pihaknya dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) belum menemukan solusi terkait mahalnya jaringan telekomunikasi di jalur MRT.

"Ini kan ada masalah keamanan di bawah tanah, kalau di ruang publik jangan komersil lah," ungkapnya.

Presiden direktur dan CEO Indosat Ooredoo Chris Kanter salah satu pihak yang mengeluhkan mahalnya biaya yang harus digelontorkan pihaknya untuk menyediakan jaringan telekomunikasi di jalur MRT fase I.

Meski tak menampik jika tarif yang dihargai terlalu mahal, Chris mengaku penyediaan jaringan di jalur MRT seharusnya bisa menguntungkan pengelola dan operator.

"Kita ditawarkan Rp600 juta sebulan, sedangkan itu mestinya setahun tidak sampai Rp600 juta. Ada investasi, masa dirugikan mestinya sama-sama untung," ucapnya saat ditemui Senin (25/3) lalu di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Lebih lanjut, Chris meminta ppihak MRT mempertimbangkan kembali tarif yang ditawarkan kepada penyedia konektivtias seluler dan jaringan internet nirkabel (WiFi).

"Itu [tarif] mesti dihitung, itu kan hanya untuk yang di bawah. Kalau menerapkan begitu kan tidak wajar, kita tidak akan pasang," pungkasnya.

Sementara itu, hingga MRT beroperasi resmi masyarakat baru bisa menggunakan layanan seluler dari Telkomsel dan Smartfren di sepanjang jalur MRT terutama yang berada di bawah tanah.

MRT Jakarta sendiri bersama mitranya, telah menyediakan antena in Building Solution (IBS) di 408 titik pada 13 lokasi yang dilalui moda tersebut sepanjang 15,6 km. Ada juga antena repeater sepanjang rel yakni 24,9 km, ruang BTS sebanyak 8 dan backhaul ke fiber optik masing-masing calon penyewa. Kapasitas yang disediakan meliputi 74 sektor. (din/evn)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2JQx3qq

No comments:

Post a Comment