Berdasarkan data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), setidaknya ada delapan sekolah dengan berbagai tingkat pendidikan yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang tersebut.
"Kami segera agar sekolahnya diperbaiki dan dibersihkan. Besok langsung dikerjakan," ucap Jokowi didampingi anak-anak korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (1/4).
Kendati baru menjanjikan perbaikan sekolah, namun kepala negara meyakini keputusan tersebut tidak terlambat. Sebab, pada hari-hari awal setelah bencana banjir bandang Sentani memang difokuskan untuk masa tanggap darurat dengan prioritas pencarian korban, serta memenuhi kebutuhan pokok pengungsi.
Tak hanya perbaikan sekolah, Jokowi juga memastikan bantuan lain di bidang pendidikan akan segera diberikan, seperti buku pelajaran, alat tulis, dan lainnya.
"Nanti urusan Menteri Pendidikan untuk masuk ke sini lebih detail. Ini banyak buku-buku rusak, banyak bangku rusak juga," katanya.
Tak hanya itu, Jokowi pun mengatakan bakal turut memerintahkan aparat TNI dan Polri untuk ikut mengawal perbaikan sekolah sekaligus memastikan keamanan di kawasan terdampak bencana agar situasi tetap kondusif.
Percepatan Rehabilitasi Pegunungan Cycloop dan Pemulihan DAS Sentani
Pemerintah pusat dan daerah Papua baru saja menyepakati percepatan pemulihan kawasan di sekitar Danau Sentani di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pascabanjir bandang yang terjadi di kawasan itu.
Kesepakatan itu dituangkan dalam dokumen rehabilitasi kawasan Pegunungan Cycloop dan pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Danau Sentani yang ditandatangani, Senin (1/4).
Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengungkapkan kesepakatan itu dibuat berdasarkan arahan dari Presiden Jokowi. Ia mengatakan lewat kesepakatan tersebut, maka pemulihan kawasan pascabanjir bandang Sentani bisa dikoordinasikan pemerintah pusat dan Papua.
"Pemulihan dilakukan usai masa tanggap darurat," ucapnya saat penandatangan kesepakatan yang disaksikan langsung oleh Jokowi di Aula Bandar Udara Internasional Sentani, Papua.
Masa tanggap darurat pascabanjir bandang Sentani berakhir pada Jumat (29/3) lalu. Sementara rehabilitasi dan pemulihan tersebut rencananya akan dilakukan dalam waktu tiga bulan hingga Juni 2019.
Banjir bandang di Sentani menelan korban jiwa sebanyak 112 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 77 jenazah sudah berhasil diidentifikasi, sementara 35 jenazah lainnya belum berhasil diidentifikasi. Tak hanya menelan korban dari Distrik Sentani, banjir bandang juga menimbulkan korban dari Distrik Sentani, Waibu, Sentani Barat, Ravenirara, dan Depapre.
"Banjir bandang mengakibatkan kerugian mencapai Rp506 miliar. Banjir juga merusak jalan sepanjang 21,9 kilometer (km), tujuh jembatan, satu pasar, satu sekolah, dan 291 rumah," kata Lukas.
Masyarakat Papua mencegat perjalanan Presiden RI Jokowi ketika hendak mengunjungi tempat pengungsian korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, 1 April 2019. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)
|
Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan 16 pihak yang mencakup sejumlah kementerian, badan nasional, Pemprov Papua, dan pemerintah kota serta kabupaten terkait.
Dalam penandatanganan tersebut, turut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, serta Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas.
Institusi-institusi yang terlibat dalam penandatangan rehabilitasi pegunungan Cycloop dan pemulihan DAS Sentani ada 16 pihak. Mereka adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan BNPB.
Lalu, Pemprov Papua, Pemerintah Kota Jayapura, Pemerintah Kabupaten Jayapura, Pemerintah Kabupaten Keerom, Dewan Adat Papua, Dewan Gereja Papua, Universitas Cenderawasih, hingga PTFI.
[Gambas:Video CNN] (uli/kid) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2V4SBAO
No comments:
Post a Comment