"Kita melalui Kemenlu harus melayangkan protes atas tidak dipatuhinya batas-batas perairan RI," ujar Satya melalui pesan singkat, Senin (29/4).
Lebih dari itu, Satya menganggap persoalan ini patut dibahas dalam forum di regional Asia Tenggara untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Anggota DPR dari fraksi Golkar itu pun menilai patut ada pembicaraan dari Kemenlu dengan Kedubes Vietnam."Protes pastinya melalui mekanisme itu, Menlu ke Kedubes Vietnam," imbuh Satya.
Insiden kapal Vietnam menabrak kapal TNI AL di Laut Natuna terjadi pada Sabtu (27/4). Kepala Dinas Penerangan Komando Armada I TNI AL Letnan Kolonel (P) Agung Nugroho, seperti dikutip Antara, membenarkan itu.
Agung menjelaskan insiden itu terjadi pukul 14.45 WIB, tepatnya di Laut Natuna Utara, yang merupakan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Agung menyebut tindakan itu sebagai aksi provokasi."KRI Tjiptadi-381 sedang melaksanakan operasi penegakan hukum terhadap kapal ikan asing berbendera Vietnam bernomor lambung BD 979," kata Agung.
Kapal itu tepergok sedang mencuri ikan di perairan Natuna. Komandan KRI Tjiptadi, kemudian menangkap kapal ikan berbendera Vietnam itu.
Akan tetapi di balik kapal pencuri ikan itu ada kapal pengawas perikanan Vietnam yang mengawal. Aksi kapal Vietnam itu berawal dari sekadar menghalangi hingga akhirnya menabrakkan badan kapal ke KRI Tjiptadi-381.
Tak hanya menabrak KRI Tjiptadi-381, kapal pengawas Vietnam itu juga sengaja menabrak kapal ilegal bernomor lambung BD 979 yang sedang ditunda KRI Tjiptadi-381. Akibatnya kapal ikan ilegal Vietnam itu bocor dan tenggelam.Sementara Anak Buah Kapal (ABK) kapal ikan ilegal Vietnam yang berjumlah 12 orang ditahan dan dibawa ke geladak KRI Tjiptadi-381. Namun dua ABK yang berada di atas kapal ikan itu berhasil melompat ke laut dan ditolong salah satu kapal Pengawas Perikanan Vietnam. (bin/wis)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2Pxv89m
No comments:
Post a Comment