Tak hanya itu, dia pun mengimbau agar mencoblos sesuai hasil Ijtimak Ulama 2018 dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam memilih pemimpin. Hal itu, kata dia, perlu dilakukan demi menjaga aspirasi umat Islam terjaga.
"Kita siapkan 2.000 eksemplar fatwa MUI yang ditempelkan di masjid nanti. Kita coblos sesuai fatwa MUI yang hasil Ijtimak Ulama 2018. Kalau TPS sudah putih, masjid ulama sudah putih, maka jin setan tidak berani melakukan kecurangan," kata Al Khaththath dalam orasinya dari atas mobil komando saat Apel Siaga FUI di depan kantor KPU RI, Jumat (1/3).
Atas dasar itu Al Khaththath berharap pada hari pemungutan suara nantinya seluruh masjid, musala, hingga TPS putih oleh massa.
"Di seluruh masjid dan musala dari Sabang sampai Merauke mari kita memutihkan seluruh TPS pada hari pencoblosan tersebut," ujar dia sebelumnya.
Hari pemungutan suara atau pencoblosan pemilu serentak 2019(Pileg dan Pilpres) ditetapkan pada 17 April 2019.
"Jangan lupa sarapan paginya jangan pakai nasi uduk, tapi nasi kebuli. Duitnya jangan dari capres, caleg apalagi dari cebong. Habis itu duduk saja di TPS," kata Al Khaththath.
Terakhir Al Khaththath meminta para massa untuk bergerak dari rumah ke rumah menyampaikan isi dari hasil Ijtimak ulama serta fatwa MUI tersebut. Dia meminta agar mereka memilih capres yang memperjuangkan kepentingan umat Islam.
"Kami bertekad untuk bergerak dari pintu ke pintu di tengah umat guna membangun kesadaran politik umat Islam dan agar mensukseskan pilpres dan pileg," ujar Al Khaththath.
Aksi Apel Siaga FUI berlangsung di depan kantor KPU Pusat dimulai setelah salat Jumat hari ini. Steering Commite FUI Ustaz Bernard Abdul Jabar menyatakan pihaknya datang sambil berjalan kaki dari Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
"Sudah dari Masjid Sunda Kelapa, long march dari masjid ke sini. Ya ada sekitar 1.000-an," kata Bernard.
Dalam aksi kali ini, Bernard mengatakan, FUI membawa semangat pemilu yang damai. Kata Bernard, aksi tersebut dilakukan setelah pihaknya melihat banyak perseteruan antarmasyarakat jelang Pemilu 2019. Ia pun menegaskan aksi tersebut dibuat bukan untuk mengintimidasi KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Terkait Pilpres 2019 yang diikuti dua pasang calon, Bernard memberikan pesan agar para pendukung dua kubu bisa bersikap lebih bijaksana, dan damai.
Agar 02 dan 01 adil. Kasih tahu juga itu jangan sampai bentrok. Sekali lagi ini bukan kampanye," ujar pria yang juga pernah menjadi Ketua Panitia Reuni Akbar 212 pada 2018 silam.
Bukan hanya massa apel siaga FUI saja yang melakukan aksi di depan kantor KPU. Ada pula massa lain yang mengatasnamakan Gerakan Jaga Indonesia menggelar 'Aksi KPU Bebas Intimidasi' di depan kantor KPU.
Koordinator Lapangan Gerakan Jaga Indonesia Ronal Mulia Sitorus menyebut kelompoknya akan menggelar aksi diam, dan tidak akan meladeni massa aksi apel siaga FUI.
(ctr/kid) from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2ITgdaa
No comments:
Post a Comment