Hidayat mengatakan keunikan itu lantaran pada tahun 2018 tokoh yang sama pernah mendoakan Prabowo menjadi pemimpin Indonesia.
"Tahun 2018 Kiai Maimoen Zubair itu ketika ditemui Pak Prabowo dalam konteks Pilpres, mendoakan Pak Prabowo jadi pemimpin Indonesia. Kemarin beliau baca teks dan kemudian muncul nama Pak Prabowo yang didoakan menjadi presiden," kata HNW, sapaan Hidayat di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (2/2).
Prabowo memang pernah sowan ke pesantren Al Anwar Sarang, Rembang, yang diasuh Mbah Moen. Kunjungan itu terjadi pada 29 September 2018. Dalam kesempatan tersebut Mbah Moen di hadapan para santri memperkenalkan Prabowo sebagai salah satu capres di Pemilu 2019."Aamiin, beliau adalah calon pemimpin pada pemilu yang akan datang," kata Mbah Moen.
Baru-baru ini, Mbah Moen kembali mendapat sorotan karena tertangkap kamera berdoa di samping Presiden Jokowi dan menyebut nama Prabowo.
Doa itu dipanjatkan dalam cara zikir bersama di pesantrennya. Tak lama setelah memanjatkan doa Mbah Moen dihampiri Ketua PPP Romarhumuziy. Dia lalu mengklarifikasi ucapannya."Jadi kalau saya luput (salah) sudah tua, saya umur 90 lebih," tutur Mbah Moen.
Politikus PKS Hidayat Nur Wahid. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
|
Namun, kata HNW, tetap saja nama Prabowo disebut pada doa klarifikasi. "Banyak orang mempertimbangkan, biasanya yang orisinal adalah pernyataan pertama," kata HNW.
HNW enggan bicara lebih jauh soal doa Mbah Moen. Dia mengatakan lebih baik fokus pada program untuk pesantren ketimbang salah doa Mbah Moen."Kenapa enggak lebih fokus, ini kan bagian pinggiran saja, fokus pada program pak Jokowi dan pak Prabowo untuk pesantren, untuk meningkatkan kualitas budaya manusia indonesia ke depan," kata HNW di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (2/2).
HNW melanjutkan, "Kalau terbawa kepada yang pinggir semacam ini kita tidak punya cukup waktu untuk membedah tentang kualitas dan komitmen mereka." (adp/wis)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2WAIkgV
No comments:
Post a Comment