Hanya saja, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.163 per dolar AS. Angka ini melemah dibandingkan penutupan kemarin, yakni Rp14.141 per dolar AS.
Hari ini, hampir seluruh mata uang utama Asia bergerak melawan dolar AS. Won Korea Selatan mencatat penguatan paling tinggi di Asia, yakni 0,66 persen terhadap dolar AS. Disusul oleh ringgit Malaysia sebesar 0,63 persen, peso Filipina sebesar 0,57 persen, dan yuan China sebesar 0,37 persen.
Selain itu, dolar Singapura juga menguat 0,27 persen dan dolar Taiwan sebesar 0,23 persen. Sayangnya, yen Jepang kali ini harus menyerah 0,2 persen terhadap dolar AS.
Analis Monex Investindo Faisyal mengatakan penguatan rupiah kali ini masih didorong oleh pelemahan dolar karena government shutdown di AS yang seolah tak menemui ujung. Di samping itu, terdapat pula pergerakan yang positif atas negosiasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
"Kemudian ada faktor positif dari antisipasi perundingan mengenai keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau disebut Brexit," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/1).
Analis Asia Trade Point Futures (ATPF) Andri Hardianto mengatakan penguatan rupiah hari ini terjadi karena pelaku pasar masih percaya dengan keuangan Indonesia. Saat ini, pelaku pasar percaya dengan pengelolaan instrumen Domestic Non- Deliverable Forward (DNDF) .
Lalu, arus modal masuk sebesar Rp19,2 triliun sejak awal Januari hingga hari ini menjadi angin segar bagi rupiah. Tak ketinggalan, penguatan rupiah hari ini juga dibumbui oleh sikap bank sentral Eropa (ECB) untuk menahan suku bunga acuan kemarin malam.
"Sikap bank sentral Eropa itu juga yang membuat pelaku pasar mengincar mata uang di luar dolar AS dan euro dan beralih ke mata uang Inggris dan mata uang emerging Asia, sehingga rupiah ikut mendapatkan berkah," tandasnya.
(glh/bir)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2B2LzVg
No comments:
Post a Comment