Pages

Wednesday, January 30, 2019

Bumper dari Bahan Plastik Lebih Murah, tapi Banyak Untungnya

Jakarta, CNN Indonesia -- Bumper mobil terus berevolusi dari masa ke masa setelah hadir dalam industri mobil dunia lebih kurang sejak abad ke-20. Awal mula dibuat bumper berfungsi sebagai 'tameng', identitas kendaraan, hingga perpaduan antar keduanya.

Material untuk pembuatan bumper turut berubah seiring perkembangan teknologi otomotif. Material besi akhirnya ditinggalkan dan produsen menggantinya dengan bahan yang lebih baik dan lentur, yaitu plastik atau serat fiber (fiber reinforce plastic/FRP).

Head of Brand Development and Marketing Research Suzuki Indomobil Sales (SIS) divisi roda empat Harold Donnel menyampaikan ada alasan kenapa produsen otomotif meninggalkan material besi untuk pembuatan bumper.

Pertama, ia menjelaskan bumper dengan bahan dasar lentur mudah dibentuk sehingga proses produksinya menjadi lebih cepat dan harganya terjangkau. Kedua, biji plastik atau bahan serat fiber lebih mudah diperoleh.

Terakhir, konsep perlindungan penghuni mobil telah berubah dan tak lagi mengandalkan kekuatan bumper melainkan dengan fitur-fitur keselamatan yang mumpuni mulai ketersediaan kantong udara (airbag) sampai pelat besi melintang di bagian pintu mobil dan lainnya.

Kendati meninggalkan besi, namun produsen tetap satu tujuan yaitu keselamatan penghuni kabin.

"Perlindungan mobil sudah berubah konsep. Kalau dulu seluruh bodi melindungi, kalau sekarang rangka saja saja yang melindungi. Tapi objektif proteksi tetap pada level sama," kata Harold kepada CNNIndonesia.com, Rabu (30/1).

Kata Harold alasan itu berlaku untuk produsen otomotif global, hanya saja ada perbedaan biasanya terletak pada ketebalan bumper.

"Tampaknya treatment-nya kurang lebih sama ya. Cuma beda kualitas biji plastiknya saja alias ketebalan pelatnya," ucap Harold.

Keselamatan Penumpang dan Pengendara

Awal mula bumper diciptakan untuk mengurangi dampak tumbukan pada pengemudi dan penumpang serta kerusakan mobil. Namun bumper terbuat dari material besi saat itu dianggap tak ramah terhadap pengendara lain dan pejalan kaki.

Seiring perkembangan industri otomotif, bumper didesain lebih 'lembut' tanpa menanggalkan kesan modern sebuah kendaraan.

Pengamat Keselamatan dari Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu mengamini hal itu.

Ia mengatakan bumper terbuat dari besi yang terlihat gagah justru menjadi ancaman serius untuk pengguna jalan lain khususnya pejalan kaki dan pengguna sepeda motor.

"Bagaimana kalau tabrakan kena orang atau sepeda motor, ya langsung mati bisa," kata Jusri.

Ia juga tidak membenarkan kalau bumper besi lebih aman terhadap nyawa pengemudi. Jusri menjelaskan bumper besi justru membuat efek tumbukan semakin keras.

"Tapi bumper besi itu mematikan. Mereka pikir kalau mereka nabrak orang bisa aman, ya enggak. Itu malah mematikan buat mereka karena rigid (kaku). Dampaknya (sampai ke kabin) orang di dalam keras sekali benturan," tutup Jusri. (ryh/mik)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping http://bit.ly/2sSuAjY

No comments:

Post a Comment