Mengutip Reuters, awal pekan lalu, polisi menduduki kantor editor terkemuka, Carlos Fernando Chamorro. Polisi menyita peralatan tulis dan kerta para jurnalis.
Sebagai balasan dari aksi tersebut, para jurnalis berkumpul pada Sabtu (15/12), di luar markas polisi dan menuntut penjelasan atas serangan ilegal di kantor Chamorro.
Alih-alih memberikan penjelasan, polisi malah muncul dengan perlengkapan anti huru-hara dan mulai mengayunkan tongkat. Kemudian, menendang Chamorro beserta rekan-rekannya yang bermaksud meliput kejadian.Saksi Reuters menyebut setidaknya tujuh jurnalis dari media internasional dan nasional, termasuk Chamorro, ditangkap oleh polisi. Tidak sampai disitu, polisi juga mengejar jurnalis lainnya dengan sebutan 'komplotan kudeta.'
Para polisi juga mengancam akan menyita ponsel dan peralatan para jurnalis.
"Tiga petugas memukuli saya. Mereka menendang kaki saya dan mencoba menjatuhkan saya," ujar Nestor Arce, jurnalis dari Confidential Chamorro.Sejak April lalu, Nikaragua mengalami salah satu krisis terburuknya sejak perang saudara pada 1980-an. Para demonstran mengamuk selama berbulan-bulan sebelum tindakan keras pemerintah mengekang mereka.
Menurut Pusat HAM negara tersebut, setidaknya 322 orang tewas dan lebih dari 500 orang dijebloskan ke penjara. Pusat HAM Nikaragua menjadi salah satu kelompok yang diblokir pemerintah.
Ana Maria Tello dari Komisi HAM Inter-Amerika (IACHR) di Nikaragua menyatakan keprihatinannya atas peningkatan represi terhadap LSM dan media independen, serta jurnalis.Sementara itu, Pemerintahan Ortega tidak memberikan tanggapan mengenai kekerasan yang telah terjadi. Ortega telah menyebut protes masyarakatnya sendiri sebagai upaya kudeta.
(kst/bir)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2rDDRM9
No comments:
Post a Comment