"Kepentingan politik praktis, dan hanya untuk memenuhi hasrat ambisi kekuasaan pasangan calon tertentu," kata Zainut Tauhid, melalui keterangan pers kepada CNNIndonesia.com, Jumat (1/12).
Tak hanya itu, Zainut melihat tak ada urgensi serius pada acara yang berlangsung di Monas, besok. Zainut menilai, energi besar terbuang percuma jika hanya sekadar bersilaturahim dan reuni.
"Sementara banyak pekerjaan umat yang terbengkalai, butuh keseriusan menanganinya," kata Zainut.
Menurutnya, dulu setelah euforia 212 banyak gagasan kreatif muncul untuk memberdayakan masyarakat melalui penguatan perekonomian terutama pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Zainut juga menyebut Lahirnya Koperasi 212 dan berbagai warung ritel serta produk yang dilabeli angka 212.
"Pertanyaan besar kita, apakah hal itu semua sudah terwujud?," kata dia.
Menurutnya, jika maka tema utama dari reuni 212 bergeser dari tujuan awal, untuk persatuan dan kesatuan umat Islam, hasilnya akan kontraproduktif karena justru akan membuat umat semakin terpecah belah.
"Karena realitas politik dalam Pilpres sekarang ini ada 2 (dua) pasangan calon yang sama-sama didukung oleh umat Islam," ujarnya.
MUI, sambungnya, mengimbau para pemimpin umat Islam untuk semakin dewasa dalam mengambil kebijakan. Ini penting agar umat tidak menjadi bingung dan terjebak pada sikap egoisme kelompok (ta'ashub) yang berlebihan dan justru dapat menimbulkan bahaya perpecahan di kalangan umat Islam dan bangsa Indonesia.
"Reuni dan silaturahmi itu baik (maslahat), tetapi kerukunan, kedamaian dan persatuan umat dan bangsa itu lebih baik dan mulia," ujarnya menegaskan.
Reuni 212 siap digelar di Monumen Nasional, Minggu 2 Desember 2018. Sebanyak tiga panggung besar telah berdiri di halaman Monumen Nasional.
Selain tiga panggung, dari pantauan CNNIndonesia.com, terdapat juga 13 tenda kecil putih di sekitar panggung, satu tenda putih besar ditujukan sebagai tenda VIP dan dua tenda hijau besar yang berada di belakang panggung.
Koordinator Lapangan Pengamanan (Korlap PAM) Reuni 212 Maman Suryadi mengatakan kegiatan reuni kali ini memang berbeda dengan kegiatan massa 212 sebelumnya. Perbedaan kali ini karena aksi reuni mengundang tokoh lintas agama dan penyandang disabilitas.
"Tahun ini agak berbeda, acara khusus semacam kegiatan yang memang dan acara kebangsaan dan kebinekaan. Kita juga mengundang tokoh-tokoh lintas agama, mengundang orang disabilitas, akan ada teleconfrence juga langsung dari Australia dan Amerika," ujarnya, Sabtu (1/12). (bmw/ain)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Q3tfVw
No comments:
Post a Comment