Pages

Tuesday, October 23, 2018

Survei LSI: Hoaks Ratna, Prabowo Makin Dijauhi Swing Voters

Jakarta, CNN Indonesia -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut kasus dugaan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet membuat pasangan capres dan cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno semakin dijauhi oleh kalangan swing voters atau pemilih mengambang dalam Pilpres 2019.

Efek buruk dari kasus Ratna sudah terasa terhadap elektabilitas Prabowo-Sandi. Di mana hasil survei menunjukkan swing voters cenderung memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Hoaks Ratna Sarumpaet membuat pemilih yang masih mengambang jauh lebih terdorong memilih Jokowi," tutur Denny mengutip bagian kesimpulan survei yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (23/10).

Merujuk data survei LSI Denny JA, kategori 'lebih tidak mendukung' Prabowo-Sandi akibat kasus hoaks Ratna mencapai 17,9 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding kategori 'lebih tidak mendukung' Jokowi-Maruf yang hanya menginjak 6,6 persen.

Menurut Denny, hal itu terjadi lantaran isu hoaks Ratna Sarumpaet diketahui oleh 57,2 persen responden. Bahkan, 89,5 persen tidak suka dengan kasus tersebut.

Karenanya, Prabowo selaku pihak yang dilaporkan ke kepolisian karena diduga ikut menyebarkan hoaks, menjadi pihak yang lebih terkena dampak buruk.

LSI Denny JA kemudian membagi efek elektoral kasus Ratna terhadap dua paslon capres-cawapres ke dalam dua segmen, yaitu segmen pendidikan dan pendapatan.

Dalam segmen pendidikan, yakni responden yang berlatar belakang SD, SMP, SMA, elektabilitas Prabowo-Sandi menurun. Pada September 27,9 persen, lalu menjadi 27,7 persen di bulan Oktober.

Kemudian dari aspek responden berlatar belakang perguruan tinggi, elektabilitas Prabowo-Sandi menurun lebih tajam. Dari 46,8 persen pada September menjadi 37,4 persen pada Oktober.

Perihal segmen pendapatan, elektabilitas Prabowo-Sandi meningkat di kalangan responden dengan penghasilan di bawah Rp3 juta. Elektabilitas mereka 25 persen pada September, menjadi 27,1 persen pada Oktober.

Namun, penurunan terjadi di kalangan responden dengan penghasilan di atas Rp3 juta. Elektabilitas Prabowo-Sandi berada pada angka 43,8 persen pada September kemudian menjadi 34,5 persen pada Oktober.

"Kalangan terpelajar dan segmen menengah ke atas kurang menyukai pemimpin yang mudah dikecoh dan reaksioner," kata Denny.

LSI Denny JA menghelat survei ini sepanjang 10-19 Oktober dengan melibatkan 1.200 responden. Metode yang digunakan, yakni multistage random sampling.

Sementara proses wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin of error mencapai 2,8 persen. (osc)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2ywGnb0

No comments:

Post a Comment