"Karena fungsi-fungsi aviasi komersial sudah berjalan . Dalam dua-tiga minggu mendatang, (bandara Palu) berfungsi persis sama seperti sebelumnya," ujar Budi ditemui di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (1/10).
Setelah gempa mengguncang Palu dan Donggala Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, sejumlah bangunan rusak berat. Salah satunya, Bandara Mutiara Sis Al Jufri. Kerusakan terjadi mulai dari landasan (runway) sampai menara pengendali lalu lintas pesawat (air traffic controller/ATC).
Meski demikian, menurut Budi, lintasan bandara dapat digunakan secara terbatas. Dari 2.500 meter panjang landasan bandara, sekitar 2 ribu meter masih dapat digunakan. Dengan kondisi tersebut, pesawat yang dapat terbang dan mendarat berkurang dari 40 kali menjadi 20 kali dalam sehari. Sebagian pun digunakan untuk kebutuhan pesawat TNI, terutama guna menyalurkan bantuan.
Terkait pasokan listrik di bandara, Budi mengakui kondisinya saat ini memang belum maksimal dan masih mengandalkan genset.
Airnav Indonesia sebelumnya mengeluarkan Notam Nomor H0778/18 yang menyatakan bahwa Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu dibuka kembali untuk penerbangan komersial secara terbatas mulai 30 September 2018 pukul 08.57 WITA.
Operasional bandara juga dibatasi dari pagi sampai sore hari karena penerbangan masih dilakukan secara visual akibat banyak alat-alat di bandara yang rusak terkena gempa.
"Pesawat komersial yang masuk hanya bisa yang baling-baling belum bisa yang jet. Karena ada kerusakan di landasan pacu sepanjang 500 meter dari 2.500 meter. Artinya hanya 2 ribu meter yang aman," kata Ketua Harian Posko Quick Response Team (QRT) Kemenhub Sugeng Wibowo di Jakarta, Minggu (30/9). (bin/agi)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2xPXXX7
No comments:
Post a Comment