Hal ini disampaikan dalam laporan World Economic Outlook (WEO) Oktober 2018 di sela pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali. Angka pertumbuhan ekonomi ini menurun dari proyeksi pada April sebesar 5,3 persen.
Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld mengatakan dipangkasnya proyeksi tersebut seiring dengan perkembangan ekonomi global yang diperkirakan turun dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen pada tahun ini.
"Meski kami menurunkan proyeksi karena ada pengetatan kebijakan moneter di dunia, perkembangan harga minyak dunia, dan ketegangan dagang yang belum jelas. Tapi kami melihat pertumbuhan Indonesia masih cukup kuat," ujarnya, Selasa (9/10).
Selain itu, penurunan proyeksi juga seiring defisit transaksi berjalan yang diperkirakan berada di kisaran 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), meski inflasi terbilang rendah di kisaran 3,4 persen.
Lebih lanjut, IMF melihat Indonesia masih bisa menjaga angka pertumbuhan ekonomi melalui beberapa indikator. Salah satunya, kebijakan fiskal melalui pos penerimaan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Indonesia bisa mendapat penerimaan pajak yang banyak, juga dengan meningkatkan investasi di pendidikan, infrastruktur, dan sosial. Ini akan menguntungkan banyak pihak. Kami melihat, Indonesia perlu meningkatkan human capital," terangnya.
IMF juga menilai peningkatan infrastruktur dapat menjadi daya tarik bagi aliran investasi ke Indonesia. Terlebih, Indonesia terus berusaha mengurangi regulasi perizinan.
Tahun depan, IMF juga memperkirakan perekonomian Indonesia tetap tumbuh di kisaran 5,1 persen. Ramalan ini seiring dengan proyeksi Defisit transaksi berjalan di kisaran 2,4 persen terhadap PDB dan inflasi di kisaran 3,8 persen.
Pertumbuhan ASEAN+5
Sementara itu, IMF memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonom lima negara terbesar di kawasan ASEAN pada tahun ini stagnan di kisaran 5,3 persen. Sedangkan untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi ASEAN justru turun menjadi 5,2 persen.
Ekonomi Thailand diperkirakan berada di kisaran 4,6 persen pada tahun ini, meningkat pesat dari tahun lalu sebesar 3,9 persen. Namun, pada tahun depan pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih hanya 3,9 persen.
Lalu, ekonomi Malaysia diperkirakan turun ke 4,7 persen pada tahun ini dari sebelumnya 5,9 persen. Pertumbuhan Negeri Jiran diperkirakan turun tipis pada tahun depan ke 4,6 persen.
Sedangkan Filipina dan Vietnam diperkirakan tumbuh 6,5 persen dan 6,6 persen pada tahun ini atau turun tipis sekitar 0,2 persen dari tahun kemarin, masing-masing 6,7 persen dan 6,8 persen. Namun tahun depan, ekonomi Filipina diperkirakan naik menjadi 6,6 persen, sedangkan Vietnam turun ke 6,5 persen. (uli/agi)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2CxnJ6p
No comments:
Post a Comment