Ilham mengaku sempat menawarkan Tahir untuk ikut serta dalam konsorsium. Namun, hingga kini ia mengaku tak mendapat jawaban pasti dari Tahir untuk ikut terlibat.
"Belum ada jawaban pasti. Sedangkan waktunya tinggal seminggu lagi, tidak ada waktu lagi. Jadi kemungkinan tidak (Tahir masuk konsorsium)," tegasnya.
"Setelah rights issue, konsorsium bakal langsung menjadi PSP dengan saham mayoritas. IDB (Islamic Development Bank) sudah tidak lagi menjadi PSP," jelas dia.
Rencana rights issue bakal diajukan Bank Muamalat dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan pada 11 Oktober mendatang.
Saat ini, IDB memiliki porsi saham sebesar 32,7 persen. Kemudian Boubyan Bank sebesar 22 persen, Atwil Holdings Limited 17,91 persen, National Bank of Kuwait 8,45 persen, dan sisanya pemegang saham lainnya.
Dihubungi CNNIndonesia.com belum lama ini, Tahir mengaku siap membantu proses penyelamatan Bank Muamalat. Namun, ia tak ingin menjadi pemegang saham bank tersebut.
"Kalau memang (Bank Muamalat) perlu fresh money, kami drop (kucurkan). Tapi tidak benar saya ingin akuisisi. Yang benar hanya membantu bila diminta," ujar Tahir kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/9).
Aset Swap
Selain melalui rights issue, penguatan modal Bank Muamalat juga dilakukan melalui tukar guling aset (asset swap) senilai Rp6 trilun. Namun, transaksi asset swap yang telah direalisasikan tersebut sebelumnya dikabarkan ditolak OJK.
"Saya bisa sampaikan setiap transaksi material dikoordinasikan dengan OJK dan atas arahan OJK nanti akan ada perbaikan atau penyempurnaan asset swap sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku," jelas Komisaris Independen Bank Muamalat Iggi H. Achsien.
Iggi menyebut pihaknya bakal meningkatkan permodalan Bank Muamalat hingga Rp8 triliun secara bertahap. Tambahan modal, menurut dia, dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, termasuk penerbitan sukuk.
No comments:
Post a Comment