Penerbitan Komodo Bond ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh bank pembangunan multilateral. Dana yang diserap akan dialirkan untuk investasi proyek-proyek terkait perubahan iklim di Indonesia.
Wakil Presiden IFC untuk Asia dan Pasifik Nena Stoilijkovic mengatakan minat yang kuat dari investor internasional adalah bukti meningkatnya ketertarikan akan investasi yang bertanggung jawab sosial di Indonesia.
Penerbitan Komodo Bond ini, dia melanjutkan sekaligus menegaskan komitmen IFC untuk mendukung Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan.
"Obligasi ini memungkinkan kami untuk memobilisasi pendanaan internasional ke dalam proyek-proyek ramah iklim di Indonesia. Kami bermaksud untuk mereplikasi dan meningkatkan skala dari model ini guna mengatasi tantangan iklim negara ini," jelasnya.
Kepala SSA DCM J.P Morgan John Lee Tin mengklaim bahwa investor bereaksi positif terhadap transaksi Komodo Bond rupiah perdana ini. Hal itu terbukti dari permintaan yang lebih besar dari yang ditargetkan. Mengingat tingkat volatilitas di pasar negara berkembang, kelebihan permintaan dianggap keberhasilan.
"Selain itu, IFC memperluas cakupan investor dari obligasi hijau menggunakannya sebagai peluang untuk menambah denominasi mata uang baru. Dengan demikian, menambah basis investor baru, untuk upaya kesadaran iklim penerbit obligasi," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment