Sebelumnya, pementasan yang diinisiasi oleh Titimangsa Foundation itu telah digelar pada Agustus 2016 di Jakarta dan Maret 2017 di Bandung.
Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian mengungkapkan bahwa di balik diadakannya pementasan yang ketiga ini karena guyonan Reza saat datang ke pameran 'Namaku Pram: Catatan dan Arsip' April silam. Menurutnya, kala itu Reza merasa masih banyak masyarakat yang belum mengetahui siapa sosok Pramoedya Ananta Toer.
"Ini Reza yang minta. Kami menyelenggarakan pameran kan. Di sana ternyata pengunjung banyak yang enggak tahu Pram dan terkaget-kaget melihat karya Pram. Mereka juga enggak tahu sudah ada teaternya juga," katanya dalam jumpa pers yang dilangsungkan di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Jakarta , Rabu (31/10).
Atas permintaan itu, ia lantas membicarakan hal tersebut bersama sang produser Happy Salma dan sutradara Wawan Sofwan. Menurutnya, guyonan Reza itu langsung mendapat lampu hijau dari Happy.
"Iya, Reza bilang 'bikin pementasan lagi dong'. Tapi apakah masih ada yang mau menonton? Akhirnya kami pikir dan memulai lagi pementasan ini," kata Happy, membenarkan ucapan Renita.
Reza yang tersipu malu pun mengatakan bahwa dirinya hanya menyampaikan keinginan saja. Ia tak menyangka itu akan ditanggapi serius oleh Happy Salma.
"Saya memang pernah bilang gitu, 'ya seru ya, dipentasin lagi.' Bukan kayak 'ayok Teh, ayok kita harus pentas lagi.' Terus ternyata Teh Happy 'iya mau?', eh ternyata beneran kita mau pentas lagi, terus saya jadi, 'oh sebentar dulu ya, Teh, pikir-pikir dulu'. Salah ngomong," tutur Reza.
Sedikit berbeda dari pementasan sebelumnya, teater Bunga Penutup Abad ini akan diwarnai wajah baru. Aktris Marsha Timothy bakal menggantikan posisi Happy Salma sebagai Nyai Ontosoroh.
"Saya sangat antusias dan senang, dalam pertunjukan kali ini, terdapat pergantian pemain yang saya rasa akan memberikan kesegaran, bahwa sebuah peran bukan hanya milik atau diidentikan pada seorang aktor saja. Mereka bebas diinterpretasikan, diolah, dan dimainkan oleh setiap aktor dalam gaya pemeranan yang berbeda," kata Happy.
Bunga Penutup Abad berkisah mengenai kehidupan Nyai Ontosoroh dan Minke setelah kepergian Annelies ke Belanda. Nyai Ontosoroh yang khawatir mengenai keberadaan Annelies, mengutus seorang pegawainya untuk menemani kemana pun Annelies pergi, bernama Robert Jan Dapperste atau Panji Darman. Kehidupan Annelies sejak berangkat dari pelabuhan Surabaya dikabarkan oleh Panji Darman melalui surat-suratnya yang dikirimkan pada Minke dan Nyai Ontosoroh.
Surat-surat itu bercap pos dari berbagai kota tempat singgahnya kapal yang ditumpangi Annelies dan Paniji Darman. selalu membacakan surat-surat pada Nyai Ontosoroh. Surat demi surat membuka sebuah pintu nostalgia antara mereka bertiga, seperti ketika pertama kali Minke berkenalan dengan Annelies dan Nyai Ontosoroh, bagaimana Nyai Ontosoroh digugat oleh anak tirinya sampai akhirnya Annelies harus dibawa pergi Belanda berdasarkan keputusan pengadilan putih Hindia Belanda.
Cerita berakhir beberapa saat ketika Minke mendapatkan kabar bahwa Annelies meninggal di Belanda. Minke yang dilanda kesedihan kemudian meminta izin pada Nyai Ontosoroh untuk pergi ke Batavia melanjutkan sekolah menjadi dokter. Ke Batavia, Minke membawa serta lukisan potret Annelies yang dilukis oleh sahabatnya Jean Marais. Minke memberi nama lukisan itu, Bunga Penutup Abad.
Teater Bunga Penutup Abad akan diadakan pada 17 dan 18 November 2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. (agn/rea)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2RpdnsI
No comments:
Post a Comment