Pages

Saturday, September 29, 2018

Kelembutan di Balik Wine Bawah Laut Kroasia

Jakarta, CNN Indonesia -- Tak seperti yang lain, minuman anggur alias wine bakal semakin nikmat kala disimpan dalam waktu lama. Kian lama, kian nikmat. Kira-kira begitu konsep kenikmatan minuman yang satu ini.

Penyimpanan biasanya dilakukan di sebuah gudang. Wine akan disimpan di sederet rak yang berjajar rapi berisi beragam botol. Namun, apa jadinya jika wine disimpan di bawah laut?

Rasa penasaran itu membawa duet peracik wine asal Kroasia, Ivo Segovig dan Edi Bajurin melakoni sebuah eksperimen 'racikan' nikmat sebotol wine.


Eksperimen itu dimulai pada 2009 lalu. Kala itu, Segovig dan Bajurin meletakkan botol pertama anggur merah atau red wine di kedalaman 20 meter di bawah permukaan laut di Teluk Mali Ston.

Tahun berikutnya, mereka berencana untuk menawarkan sebuah petualangan baru pada pengunjung: menyelam dan memilih sendiri wine yang akan jadi teman bersantap.

"Di kedalaman itu kami mendapatkan temperatur yang stabil, 15 derajat Celcius. Ini lingkungan yang ideal untuk menyimpan red wine," ujar Segovic, mengutip Reuters.

Namun, permasalahan muncul kemudian. Surutnya air laut membuat botol wine terpapar sinar matahari. Perlu beberapa waktu hingga tiga tahun untuk menemukan solusi berupa penggunaan lilin dan gabus.


"Lalu, muncul ide meletakkan botol ke dalam bejana Yunani. Itu berhasil," ujar Segovic.

Bejana yang dimaksud adalah vas dari tanah liat dengan gagang. Disebut bejana Yunani karena digunakan oleh bangsa Yunani dan Romawi Kuno.

Wine bawah laut ini diberi nama "Mysterium". Dibuat dari anggur lokal bernama Plavac Mali, minuman disimpan di dalam bejana selama sekitar 700 hari sehingga wine genap berumur tiga tahun sebelum dijual.

Keunikan cara pembuatannya pun membuat "Mysterium" dibanderol dengan harga US$327 atau sekitar Rp4,8juta per botol. Harga ini dirasa cukup sebanding, apalagi rasa yang ditawarkan juga berbeda dengan wine yang disimpan di gudang penyimpanan biasa.


Darko Dabic, seorang pelayan berkata bahwa rasa wine lebih lembut dan 'bulat' atau mantap. "Jumlah alkoholnya terasa sedikit, tapi membawa aroma ceri dan persik," katanya.

Jika ada yang penasaran ingin mencecap wine bawah laut itu, Segovic dan Bajurin menjualnya di bar milik keduanya di Dusun Drace, Semenanjung Peljesac.

"Lebih dari 90 persen tamu kami adalah orang asing. Wine kami lebih terkenal di luar daripada di Kroasia," kata Segovic. (ptj/asr)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Qn4dfZ

No comments:

Post a Comment