"Ah, itu berlebihan masa air zamzam saja dilabeli ganti presiden," ujar Ma'ruf saat ditemui di istana wakil presiden, Jakarta, Jumat (31/8).
Pembagian air zamzam berlabel #2019GantiPresiden tehadap jemaah haji Indonesia itu sebelumnya beredar melalui media sosial.
Kementerian Agama RI pun telah mengklarifikasi pembagian air yang dipercaya suci oleh umat Islam itu tak dilakukan terhadap jemaah haji reguler, melainkan jemaah haji khusus.
Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara Abdul Basir mengatakan hal itu dilakukan oleh jamaah haji furoda atau khusus di terminal reguler Internasioal bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
"Tapi pasti bukan di terminal haji, melainkan terminal reguler atau internasional yang tidak digunakan oleh jemaah haji reguler kita," ungkap Basir yang diunggah di laman resmi Kementerian Agama, Kamis (30/8).
Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama, Mastuki, mengaku pihaknya dikejutkan beredarnya foto-foto pembagian air zamzam dengan beraroma politis.
Sesuai kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi, lanjut Mastuki, setiap jemaah haji akan mendapatkan jatah 5 liter air zamzam. Namun, dapat dipastikan kemasannya sama-sekali tidak mengandung unsur politik. Air zamzam tersebut akan dibagikan saat jemaah tiba di debarkasi masing-masing, bukan di Arab Saudi.
Menanggapi pembagian air zamzam berlabel ganti presiden itu pun disesalkan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid. Zainut mengatakan massa gerakan #2019GantiPresiden mestinya dapat menahan diri hingga waktu kampanye pada akhir September mendatang. Ia pun khawatir aksi semacam itu menimbulkan keributan di masyarakat.
"Ya jangan berlebihan ya, kita posisikan secara proporsional saja. Saya kira harus bisa menahan diri sehingga kehidupan masyarakat ini damai gitu loh," tuturnya.
Di tempat terpisah, Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid meminta agar pemerintah menyelidiki kasus pembagian air zamzam dengan label #2019GantiPresiden.
"Aparat diminta menyelidiki dengan tuntas dengan fair dengan profesional siapa yang melakukan tindskan tersebut," kata Sodik saat dikonfirmasi, Jumat (31/8).
Sodik mengatakan tindakan tersebut dapat menganggu ibadah para jemaah haji.
"Tindakan itu bukan hanya menggangu misi ibadah haji, mengganggu nama baik Indonesia, juga cenderung menyudutkan pihak tertentu," ujar dia.
Sodik yang juga Ketua DPP Gerindra ini mengaku telah menanyakan kasus tersebut kepada aktivis #2019GantiPresiden. Menurutnya tidak ada yang mengetahui kegiatan tersebut.
"Saya sudah tanya kepada banyak tokoh dan aktivis gerakan ganti presiden dan semua mengatakan mereka tidak terfikirkan melakukan hal tersebut dan mengecamnya," ungkap Sodik.
Terakhir, Sodik menekankan perlu ada langkah serius dari pemerintah. Sebab, aksi ini bisa saja membikin dua pihak menjadi beradu satu dengan yaang lain.
"Karena cenderung mengadu domba dan mendeskreditkan. Karena pengiriman zamzam masih berlangsung maka diselidiki dan dihentikan. Coba pikirkan siapa yang punya akses ke tempat kemasan air zamzam? Jemaah biasa atau petugas?," tutupnya soal temuan pembagian zamzam dengan label #2019GantiPresiden bagi jemaah haji Indonesia itu. (kid)
from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2wt71R2
No comments:
Post a Comment