Pages

Wednesday, August 22, 2018

Credit Suisse Bekukan Rp74 Trilun Uang Milik Rusia

Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu bank investasi terbesar asal Swis, Credit Suisse membekukan uang senilai 5 miliar franch atau sekitar Rp74 triliun (kurs Rp14.800 per franch Swis) yang terkait dengan Rusia guna menghindari sanksi Amerika Serikat (AS), seiring meningkatnya tekanan pada Moskow.

Langkah Credit Suisse ini menunjukkan ketakutan yang meluas di antara perbankan internasional terkait sanksi dari Washington jika terlibat dengan orang-orang maupun perusahaan asal Rusia.

Untuk elit Rusia, langkah seperti ini menutup akses untuk menyimpan miliaran rubel kekayaan mereka secara aman.


"Credit Suisse bekerja dengan regulator internasional di mana pun ia melakukan bisnis untuk memastikan kepatuhan terhadap sanksi, termasuk kepatuhan terhadap sanksi yang melibatkan Rusia," kata juru bicara bank, yang tidak mengidentifikasi pemilik uang tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/8).
Credit Suisse sudah lama populer di antara orang-orang kaya Rusia karena menawarkan kerahasiaan bank, stabilitas politik, serta layanan resor ski yang mewah seperti Zermatt dan St. Moritz. Swiss telah menjadi salah satu tujuan paling penting untuk menempatkan uang di luar Rusia.

Sekitar US$6,2 miliar atau 14 persen dari total lalu lintas uang antar negara dari dan ke Rusia mengalir ke Swiss pada 2017. Hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan dana yang mengalir ke Amerika Serikat.

Sanksi terbaru AS kepada Rusia diumumkan pada April lalu oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin untuk menghukum Rusia atas aneksasinya Krimea, keterlibatan dalam perang di Suriah dan "mencoba menumbangkan demokrasi Barat". 

Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin hubungan yang lebih baik dengan Moskow. Namun, meski bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin bulan lalu, hubungan antar negara tetap tegang.


Sanksi AS sebenarnya tidak berlaku untuk Swiss yang netral, tetapi bank-banknya wajib untuk mengikuti karena mereka bergantung pada akses terhadap dolar dan dapat ditolak oleh AS untuk kesalahan apapun.

Credit Suisse mulai membekukan aset terjadi pada kuartal kedua. Sangat jarang bagi bank Swiss untuk mengungkapkan rincian seperti itu.

Dua dari pesaingnya, UBS dan Julius Baer juga menyatakan bakal mematuhi sanksi internasional, tetapi menolak mengatakan apakah mereka telah mengambil langkah yang sama.

Credit Suisse dan bank-bank internasional lainnya kini tengah berhati-hati mengambil tindakan akibat pengalaman masa lalu. Pada 2009, mereka terpaksa harus membayar US$ 500 juta kepada otoritas AS karena melakukan transaksi dengan Iran yang sedang terkena sanksi.

Ada contoh lain di mana bank-bank Eropa telah dihukum. Pada 2014, BNP Paribas dari Perancis setuju untuk membayar $ 8,9 milyar karena melanggar sanksi AS terhadap Sudan, Kuba dan Iran. (Reuters)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Mvwljq

No comments:

Post a Comment