Pages

Sunday, February 9, 2020

Kongres PAN, Sejarah Ketum Dua Periode dan Egaliter Zulhas

Kendari, CNN Indonesia -- Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara akan menjadi saksi perebutan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) 10-12 Februari 2020.

Zulkifli Hasan yang saat ini memimpin partai berlambang matahari terbit itu akan kembali maju di Kongres PAN ke V untuk periode kedua.

Namun, dalam sejarah PAN sejak berdiri 1998, tak ada ketua umum yang bisa menjabat dua periode.


Mantan Ketua DPW PAN Sultra Umar Samiun menilai, jabatan satu periode lumrah terjadi di PAN sejak dipimpin Amien Rais. Ia menjelaskan, sejak Kongres ke I tahun 1998 melahirkan Amien Rais. Tahun 2005 Kongres ke II terpilih Soetrisno Bachir. Tahun 2010 Kongres ke III terpilih Hatta Rajasa secara aklamasi. Terakhir Kongres IV melahirkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum.

"Saya sebenarnya mazhab satu periode untuk ketua umum itu maklum di PAN. Itu dilakukan untuk menajamkan manajemen dalam tubuh partai bukan pada karakter kepemimpinan. Itulah ciri khas di tubuh PAN," katanya dalam keterangan tertulis.

Sebagai pendiri PAN di Sultra, Umar berharap agar pemilihan berlangsung aman dan lancar. Ia menyerukan agar tak ada intimidasi terhadap pemilik suara untuk memilih calon tertentu, apalagi diarahkan ke Zulkifli Hasan, misalnya.

"Jangan sampai ada pernyataan-pernyataan yang berujung adanya indikasi monopolitik yang dilakukan, seolah-olah PAN ini milik siapa," katanya.


Namun Zulhas, sapaan Zulkifili, dinilai sebagai sosok yang tetap untuk kembali memimpin PAN. Wakil Ketua Umum DPP PAN Totok Daryanto yang berada di kubu Zulhas mengatakan pola kepemimpinan Zulkifli Hasan selama lima tahun memimpin partai tersebut secara egaliter. Ini jadi hal yang nyata dan itu yang disampaikan kepada para pemilih dalam Kongres Ke-V PAN.

"Pada dasarnya yang disampaikan kepada para pemilih adalah mempertahankan ciri kepemimpinan yang dikembangkan sebelumnya yaitu egaliter dekat dengan kader, DPW, DPD dan mudah dihubungi," kata Totok kemarin seperti dilansir dari Antara.

Anggota Tim Pemenangan Zulkifli Hasan mengatakan, hanya Zulkifli yang merupakan pimpinan parpol besar dan paling mudah dihubungi oleh struktur partai dan dekat dengan DPW dan DPD PAN.

Hal itu menurut dia berbeda dengan parpol lain yang membangun sistem aritokrasi yaitu pimpinan partai di tingkat bawah takut menghubungi atau berkomunikasi dengan pucuk pimpinan partai.

"Ada tidak ketua cabang PDI Perjuangan bisa menelpon Megawati Soekarnoputri, atau DPC Partai Gerindra bisa menghubungi Prabowo Subianto," ujarnya.

Dia menilai yang dibutuhkan partai politik di Indonesia adalah menghilangkan feodalisme dan aritokrasi sehingga iklim demokrasi mampu dibangun di tubuh parpol tersebut.

Selain itu menurut Totok, hingga saat ini dukungan pemilih suara terhadap Zulkifli sudah mencapai 382 suara dari DPW dan DPD PAN seluruh Indonesia.

Dia mengakui kubu Zulkifli melakukan konsolidasi sebelum pelaksanaan Kongres PAN, sejak 5-9 Februari 2020 di Makassar untuk memantapkan dan menyolidkan dukungan.

Di Kongres PAN yang akan digelar di Kendari, setidaknya ada empat nama yang muncul bertarung. Yakni, Zulkifli Hasan, Asman Abnur, Mulfachri Harahap dan Drajad Wibowo.

Dari empat kandidat ini, pertarungan cenderung antara kubu Zulkifli Hasan dan Amien Rais yang mendukung Mulfachri Harahap. (fnp/wis)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Sbeb7O

No comments:

Post a Comment