Pages

Wednesday, February 5, 2020

Dubes Rusia: Beli Jet Su-35 Tak seperti Anda Belanja di Pasar

Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Indonesia membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia selalu menjadi sorotan publik. Kontrak pembelian belasan pesawat perang itu sudah berjalan sejak setidaknya dua tahun terakhir.

Indonesia-Rusia telah menandatangani kontrak pembelian seharga Rp16,75 triliun itu pada Februari 2018. Namun, sejak itu proses akuisisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut tak kunjung rampung dan dinilai cenderung mandek.

Rusia mengakui pembelian Sukhoi ini tidak mudah lantaran banyak hal teknis, termasuk soal pembayaran, yang harus dirampungkan sebelum pesawat-pesawat itu dikirim ke Indonesia. 

Rusia juga tak menampik bahwa tekanan dari negara lain turut mengganggu proses pembelian Sukhoi ini. 

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, membeberkan nasib kontrak pembelian Sukhoi tersebut dalam wawancara eksklusif dengan tim CNNIndonesia.com di Jakarta pada Selasa (4/2).

Berikut petikan wawancara tersebut.

Mengapa rencana akuisisi Su-35 tak kunjung selesai padahal sudah berjalan sekitar kurang lebih dua tahun?

Kontrak pembelian Sukhoi memang sudah diteken RI-Rusia sekitar dua tahun lalu, tepatnya Februari 2018. Tapi Anda harus mengerti bahwa akuisisi pesawat terbang militer tidak sama dengan berbelanja di pasar dan membeli apa pun yang Anda inginkan. Beli barangnya dan bayar dengan uang lalu Anda mendapatkan apa yang dicari. Tidak semudah itu.


Pesawat militer merupakan teknologi yang sangat canggih. Jadi setelah memproses kontrak pembelian, pesawat-pesawat itu harus diproduksi terlebih dahulu. Sementara itu, detail-detail teknis seperti kelengkapan dokumen, transfer teknologi, hingga masalah finansial harus diselesaikan terlebih dahulu. 

Memang ada sejumlah masalah teknis yang sedang kami selesaikan dalam kontrak pembelian ini. Tapi saya jamin dan optimistis bahwa kontrak pembelian akan disepakati pada akhirnya dan Indonesia akan memiliki pesawat militer terbaik di dunia.

Apakah Indonesia-Rusia menetapkan tenggat waktu untuk menyelesaikan kontrak pembelian Sukhoi Su-35?

Tidak, kami tidak merancang tenggat waktu tertentu. Kami bersama-sama berupaya menyelesaikan kontrak ini.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri RI Prabowo Subianto berkunjung ke Moskow dan bertemu Menhan Rusia Jenderal Sergei Shoigu. Apakah kontrak pembelian Sukhoi turut dibahas?

Berdasarkan informasi yang saya dapat, lawatan Pak Prabowo ke Rusia sangat produktif. Kedua menhan mendiskusikan semua isu yang berhubungan dengan kerja sama pertahanan dan militer Rusia-Indonesia, termasuk tentunya rencana akuisisi Sukhoi. Kami optimistis kontrak ini akan terus berjalan.

Rusia sempat mengatakan Indonesia menerima tekanan dari pihak asing terkait rencana pembelian Sukhoi. Apakah Rusia tahu tekanan ini datang dari siapa?

Sebenarnya ini bukan rahasia lagi jika Amerika Serikat kerap memberikan serangkaian tekanan terhadap setiap negara yang memiliki niat untuk membeli peralatan militer dari Rusia. Indonesia pun tidak luput dari tekanan itu. 

Yang terpenting adalah negara yang ingin membeli alutsista dari Rusia siap untuk benar-benar independen dalam kebijakan politik luar negeri, dan strategi militernya. 

[Gambas:Video CNN]

Kami sangat mengapresiasi bahwa Indonesia memiliki kebijakan luar negeri yang independen dan tidak tunduk terhadap negara mana pun. Indonesia sangat berdaulat dalam menentukan keputusan terutama dalam menentukan strategi pertahanan mereka. Itu hal yang terpenting.

Apakah sanksi AS menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini proses pembelian Sukhoi tertunda?

Sanksi AS tentunya ilegal dan melanggar hukum. Namun, ini memang merupakan strategi AS dalam persaingan industri pertahanan. 

Namun sanksi AS tidak akan mencegah dan menghentikan Indonesia membeli peralatan militer kami. Jika Anda melihat mitra-mitra kami lainnya, negara-negara itu tidak terancam dengan sanksi AS dan tetap membeli alutsista dari kami. Lihat India, China, Vietnam, Turki, dan negara lainnya di Asia Pasifik.

Saya sangat yakin bahwa Indonesia akan tetap membeli Sukhoi kami.

Seperti yang Anda katakan, setiap kali ada negara yang ingin membeli alutsista Rusia selalu dihantui sanksi AS. Apakah sanksi ini mengganggu bisnis industri pertahanan Rusia selama ini?

Sejauh ini tidak mengganggu bisnis kami. Industri pertahanan kami selama ini terus berkembang. Portofolio kami juga terus berkembang. Saya tak bisa memastikan angkanya, tetapi pemasukan industri pertahanan kami mencapai 15 triliun dolar AS.

Kami juga memiliki banyak mitra di berbagai belahan dunia dan mereka tidak takut apalagi terancam dengan sanksi AS karena mereka semua tahu bahwa setiap negara berdaulat berhak menentukan apa pun yang ingin mereka beli dan mengerti bahwa sanksi AS ini hanya bagian dari persaingan pasar.

Sejumlah laporan mengungkapkan bahwa Indonesia juga sedang tertarik untuk membeli puluhan jet Rafale dan empat kapal selam Scorpene buatan Prancis. Bagaimana Rusia merespons hal ini karena di satu sisi kontrak pembelian Sukhoi pun masih belum rampung?

Sebenarnya ini semua adalah hak Indonesia untuk bisa membeli alutsista apa saja dari negara mana saja yang mereka inginkan. Tidak seperti AS, kami tidak memaksa siapa pun untuk membeli teknologi pertahanan kami.

Dubes Rusia: Beli Jet Su-35 Tak seperti Anda Belanja di PasarSukhoi Su-35. (AFP PHOTO / JOHANNES EISELE)

Saya tidak melihat rencana Indonesia membeli alutsista Prancis menjadi masalah yang bertentangan karena tentunya lagi-lagi Indonesia memiliki hak untuk diversifikasi pembelian senjata. Tujuan yang berbeda-beda, beda pula alutsista yang dibeli.

Tentunya kami akan sangat senang jika Indonesia membeli seluruh alutsista yang mereka butuhkan dari Rusia. Tapi, jika Indonesia memerlukan diversifikasi dalam hal ini, itu semua sepenuhnya hak Indonesia.

Apa kelebihan yang dimiliki Sukhoi dan tidak dimiliki teknologi pesawat tempur buatan negara lain?

Jika anda berbicara Sukhoi jenis Su-35 yang ingin dibeli Indonesia, pesawat jenis ini sudah diuji kemampuannya dalam kondisi perang sungguhan ketika militer Rusia beroperasi di Suriah dan testimony mereka sangat baik setelah menggunakannya (Su-35).

Saya yakin Anda juga sudah membaca laporan yang mengatakan bahwa Rusia memiliki teknologi persenjataan paling canggih dan tidak dimiliki oleh negara lain seperti rudal hipersonik. 


Kami selalu terdepan dan sangat maju dalam teknologi selama bertahun-tahun dan industri pertahanan kami selalu berkembang sangat aktif dan konsisten. Jadi bukan hal yang aneh jika teknologi pertahanan kami sangat baik.

Baru-baru ini Presiden Vladimir Putin memang menyatakan tidak ada negara yang mampu menandingi Rusia untuk mengembangkan teknologi senjata dengan kecepatan hipersonik.

Ia juga menganggap Rusia paling terdepan dalam teknologi persenjataan. Sejauh ini negara mana yang Rusia anggap sebagai saingan atau musuh dalam hal persenjataan?


Jika Presiden Putin sudah berbicara seperti itu saya pikir itu benar dan memang sejauh ini tidak ada yang bisa menandingi teknologi kami. 

Memang banyak negara seperti AS dan negara di Eropa memiliki teknologi canggih dalam hal persenjataan. China juga terus mengembangkan teknologi pertahanannya. Tapi mereka semua masih tidak bisa menyaingi tingkatan teknologi yang dimiliki Rusia. (rds/dea)

Let's block ads! (Why?)

from CNN Indonesia kalo berita gak lengkap buka link di samping https://ift.tt/2Ost3MI

No comments:

Post a Comment